Mohon tunggu...
Andriani Suryansyah
Andriani Suryansyah Mohon Tunggu...

Photographer,Writer, Mother, Wife, http://anisuryansyah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Susah Dibaca Susah Ditulis = Nama keren!

26 Februari 2013   00:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:42 2629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini saya sering membantu teman yang mengelola event organizer online.  Dia mengkhususkan diri untuk menyelenggarakan lomba foto anak lewat media sosial.  Dalam satu bulan dia bisa menyelenggarakan dua sampai tiga event lomba foto.  Ternyata lomba foto online semacam ini sedang banyak diselenggarakan, karena saya lihat cukup banyak ibu di media sosial yang meminta bantuan saya untuk memberi ‘like’ pada foto anaknya.

Setelah menentukan pemenang, teman saya ini minta bantuan saya untuk membuatkan piagam penghargaan.  Merancang sebuah piagam tentu tidak sulit, apalagi banyak sekali template desain gratis di internet.  Tapi terus terang saya mengalami kesulitan dalam menuliskan nama-nama anak peserta lomba foto itu.  Pasalnya nama mereka aneh-aneh!

Coba bayangkan:

1.Hampir semua nama peserta yang jumlahnya puluhan itu, memiliki tiga suku kata.  Bahkan ada yang sampai enam suku kata!

2.Banyak anak yang memakai huruf-huruf tak lazim di nama mereka, seperti huruf v, y, z, dan q atau kombinasi dari semua huruf tersebut

3.Akhiran –I yang diganti dengan y sudah sering kita gunakan, tapi sekarang ada juga anak yang semua huruf I dalam namanya diganti dengan y

4.Banyak kata yang jika dibaca biasa saja, tapi ditulis dengan huruf yang ‘canggih’, misalnya ‘cantik’ tapi ditulis ‘chantique’

5.Nama anak menggabungkan beberapa bahasa sekaligus, misalnya nama bahasa Arab digabung dengan bahasa Jawa ditambah bahasa Inggris.

Sungguh saya terkagum-kagum dengan kreatifitas para orang tua muda yang mampu menemukan nama canggih buat anaknya.  Tapi saya juga merasa sangat kasihan pada guru-guru yang kelak akan mengajar mereka di sekolah.  Saya yang mendapat tugas menuliskan deretan nama-nama itu dua bulan sekali saja sudah pusing tujuh keliling karena harus berkali-kali memastikan tidak salah tulis, bagaimana perasaan guru-guru yang harus menuliskan dan membaca nama mereka setiap hari?  Hahahaha… dijamin mabuk darat!  Lalu bagaimana dengan petugas pemerintah yang mencatat nama penduduk? Mungkin  mata mereka bakal berair jika semua penduduk Indonesia kelak memiliki nama super panjang dan super ‘keriting ‘. Bisa-bisa kasus salah ketik nama meningkat pesat, hehehe.

Mudah-mudahan orangtua yang hendak memiliki anak mau mempertimbangkan pemberian nama yang lebih ringkas dan sederhana buat anak-anak mereka, demi menghindarkan kerepotan di masa depan.  Tapi, saya sendiri menamai anak-anak saya dengan tiga suku kata walaupun tiap katanya sederhana saja.  Jadi untuk sementara ini, saya nikmati saja menulis nama-nama anak di piagam penghargaan itu, sambil berharap tren nama canggih ini akan segera berlalu.

Salam!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun