Mohon tunggu...
Zazuli Miftah
Zazuli Miftah Mohon Tunggu... Koki - Penulis itu seperti penjahit

Daripada terlambat, lebih kita mulai saja saat ini. Menulis untuk mengurai persoalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permasalahan Pertamina dalam Urusan Tumpahan Minyak

10 Oktober 2019   13:05 Diperbarui: 10 Oktober 2019   13:18 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan jangan tanya lagi dampak terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat mengeluhkan mual dan pusing karena bau minyak mentah yang sangat menyengat. Demikian antara lain isi laporan tim penanganan kejadian tumpahan minyak di Perairan Teluk Balikpapan, dan Penajam Pasir Utara, per 4 April 2018.

Dalam laporan tim penanganan itu dengan jelas disebutkan, dari fakta di lapangan ditemukan jika ekosistem yang mengalami kerusakan dahsyat, hingga saat ini kurang lebih sekitar 34 hektar.

Masing-masing di Kelurahan Kariangau, 6.000 mangrove di Kampung Atas Air Margasari, 2.000 bibit mangrove warga Kampung Atas Air Margasari dan banyak kepiting yang berujung kematian di Pantai Banua Patra.

Dan hingga hari ini, lapisan minyak masih terlihat, baik di perairan, tiang dan kolong rumah pasang surut penduduk di Kelurahan Margasari, Kelurahan Kampung Baru Hulu dan Keluarahan Kampung Baru Hilir dan Kelurahan Kariangau RT 01 dan RT 02, Kecamatan Balikpapan Barat.

Dan hingga kini, penyelesaian sengketa antara pihak Pertamina dan masyarakat terdampak, tak kunjung usai.

Pesisir Karawang, Bekasi dan Teluk Jakarta Tercemar

etelah rusaknya ekosistem di Teluk Balikpapan, kita bergeser ke Karawang. Pada 12 Juli 2019, Pertamina kembali berulah. Dari anjungan YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), muncul gelembung gas dan tumpahan minyak ke perairan, sekitar 2 kilometer dari garis pantai pesisir utara Pulau Jawa. Perusahaan berkilah penyebab kebocoran adalah aktivitas re-entry saat pengeboran di sumur YYA-I.

Dampaknya, lautan seluas 45,37 kilometer persegi tercemar minyak dan gas. Bahkan pencemaran diperkirakan masih akan meluas, karena hingga hari ini penanganan belum tuntas.

Dibutuhkan waktu paling cepat 10 minggu, sejak kejadian ini diketahui, hanya untuk menutup kebocoran. Akibatnya bisa diduga, tumpahan minyak akhirnya menyentuh Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu, yang masuk wilayah DKI Jakarta.

Dari pesisir Karawang, seluas 234 hektare terumbu karang terdampak tumpahan minyak, dan hutan mangrove di kepulauan Untung Jawa terpapar oil spill. "Ada delapan titik terumbu karang yang terindikasi terdampak," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Karawang Hendro Subroto, Kamis (8/8/2019).

Hendro menambahkan, delapan titik tersebut yakni Karang Kapalan seluas 48 hektare, Karang Bengkok 18 hektare, Karang Bandengan 27 hektare, Karang Grabad 25 hektare, Karang Sendulang 77 hektare, Karang Areng 18 hektare, Karang Meja 29 hektare, dan Pulo Pasir 32 hektare. "Totalnya ada 234 hektare," tegas Hendro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun