Mohon tunggu...
Zazuli Miftah
Zazuli Miftah Mohon Tunggu... Koki - Penulis itu seperti penjahit

Daripada terlambat, lebih kita mulai saja saat ini. Menulis untuk mengurai persoalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permasalahan Pertamina dalam Urusan Tumpahan Minyak

10 Oktober 2019   13:05 Diperbarui: 10 Oktober 2019   13:18 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekhawatiran Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadasc+) terbukti, tumpahan minyak dari sumur YYA-1 di lepas Pantai Karawang sejauh 7 mil laut pada 12 Juli 2019 lalu, mampu merusak terumbu karang Ciparage dan Sedulang, yang berjarak 6 mil laut dari Muara Pasir Putih. Menyedihkan !!!

Padahal, untuk terjadinya lingkungan terumbu karang yang sehat, dibutuhkan waktu yang panjang. Namun rusak seketika --meminjam istilah Walhi-- sebagai akibat melakukan kesalahan fatal, berdampak pada kerusakan yang fatal pula.

Karena dari tragedi kebocoran minyak dan gas di Karawang, lagi-lagi masyarakat menjadi korban. Ada seorang ibu hamil yang tewas mengenaskan, akibat sesak nafas karena bau menyengat oil spill.

Di luar itu, dua ekor lumba-lumba ditemukan mati mengenaskan. Aktivis lingkungan mensinyalir, keduanya mati karena polutan yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.

Lantas, apa kompensasi yang diberikan Pertamina akibat ulahnya? Pertamina hanya mengganjar Rp 900 ribu bagi 14.721 masyarakat terdampak di pesisir Karawang.  Apakah itu sepadan? Silahkan anda jawab sendiri.

Padahal jika kita mau jujur, dampak tumpahan minyak itu mengakibatkan lumpuhnya perekonomian nelayan. Sejak tragedi terjadi, mereka tak bisa lagi melaut karena laut terpapar tumpahan minyak.

Sumur Warga Cilacap Tercemar Solar
Dan kini, Pertamina lagi-lagi berulah akibat keteledoran yang diperbuat. Kurang lebih 80 ribu liter bahan bakar minyak (BMM) jenis solar, tumpah dan mencemari tanah. Insiden ini bermula ketika kebocoran pipa penyalur BBM dari Terminal Lomanis, Cilacap ke Bandung, Jawa Barat, di Tarisi, Wanareja, Cilacap meresap masuk ke dalam tanah warga pada Minggu (5/10/2019) malam, sekitar pukul 23.30 WIB.

Jamaludin, Kabid Penataan dan Pentaatan DLH Kabupaten Cilacap mengatakan, dampak pertama yang terjadi adalah tercemarnya tanah warga di titik bocor di RT 06/7 Desa Tarisi, Wanareja.

"Laporan tertulis belum, karena konsentrasi penanganan. Mungkin sekitar 80 ribu liter yang keluar. Hari kemarin dan hari ini disedot dan dibawa ke Cilacap," katanya, Selasa (8/10).

Dampak kedua, masih kata Jamal, rembesan solar juga akan berdampak pada sumur warga. Akibatnya, warga di titik terdekat pipa bocor tak bisa memanfaatkan sumurnya. "Terkait dengan lingkungan, tentunya minyak sebanyak itu, pasti ada dampaknya. Kita sedang mendata," terang Jamal.

Sebenarnya masih banyak tragedi lingkungan hidup yang berdampak pada tragedi kemanusiaan yang ditimbulkan oleh Pertamina di masa lalu. Apa saja yang lainnya? Mari kita telusuri bersama-sama.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun