Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lebaran, Tanpa Ibu

25 Mei 2020   13:46 Diperbarui: 28 Maret 2023   16:19 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kenapa kau tak lagi bertanya tentang

halaman rumah kita, hati kita,

tentang kekasih hati

bukankah lebaran tempat kita bertemu kasih,

di meja makan kita saling menatap, berterima kasih

lalu matamu bertanya tanya, kepada piring dan sendok 

yang butuh belas kasih

hari ini sudah lebaran, jejakmu jua belum kelihatan

biasanya kau menyimpan sarung, kopiah, kemeja,

juga pisau untuk ayam yang rela mati

demi tenggorakan pemiliknya,

dimana kau?

aku ingin mendengar tanyamu

aku ingin melihat kau kembali

sudah aku siapkan dengan catatan atas tanyamu

kembalilah.

.........

ibu!!! kini di halaman rumah kita,

telah tumbuh subur; pandan wangi, bunga-bunga, ilalang liar

Kupu kupu yang saling menyapa rupa warna, belalang sungguh senang

liar di atas ilalang, setiap pagi

di tempat aku menunggumu.

Ayam dan hewan lainnya bergantian memasuki taman, rumah, lewat depan

Pagar kita yang terbuka lebar, gembok serta kunci sudah tak terpasang lagi

Hanya jalan menuju tangga rumah, sedikit rapi, kembangnya tak pernah layu

tempat kita duduk saling tanya, dulu

Jendela, tirai kamar tampak berdebu,

Cermin lama kini retak, tak membuatku hilang ingatan

Setiap menatap diriku dalam cermin

Aku berberes malam ini, berharap kupu kupu bertamu

Aroma dapur tetangga, sungguh menggoda indraku

Atas ramuan, jamuan, di bandeja ruang tamu dikelar ramai

Ibu, hanya mentari syawal aku berharap

menjengukku, atau membidikku di bilik jendela

cahayanya tepat di halaman pipiku yang masih basah

lalu aku berselimut, menutup hidung, agar bisa tidur lagi

kini tak ada lagi yang akan bertanya kepadaku

kapankah sandal di depan tangga kita, begitu ramai

kapankah kembang di halaman rumah kita di tata dengan rapi

bedug subuh, dan kijau burung jalak pagi

tak memaknai pantunku semalam bersama capung dan kupu kupu

yang datang bertamu, tak kubiarkan menyentuh kelambu

untuk malam pengantinku,

ibu, tak mengapa kau bertanya lagi

datanglah sebelum aku membawakan kembang, daun pandan wangi

seusai, semua orang ramai mencari kita

lebaran di Yogyakarta, 1 Syawal 1441 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun