Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krapyak Peduli Sampah Jadi Percontohan Pesantren Sukses Olah Sampah Mandiri di Muskerwil Hebitren DIY

19 September 2025   18:57 Diperbarui: 19 September 2025   18:57 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi Sirkuler
Selain pengolahan internal, KPS menggerakkan ekonomi sirkuler dengan menjual rosok ke UMKM pengepul, membuka pasar murah trifting pakaian bekas, hingga memberi fasilitas gratis bagi masyarakat yang ingin mengambil pakan ternak dari KPS.

Menguatkan Ekosistem Pertanian Pesantren

Dalam capacity building yang mengusung tema "Penguatan Ekosistem Usaha Pertanian Pesantren," KPS menegaskan bahwa pengolahan sampah organik tidak bisa dilepaskan dari pertanian. Biogas, pupuk organik, hingga media tanam dari limbah semuanya kembali pada satu tujuan: mendukung kemandirian pangan dan keberlanjutan ekosistem pesantren.

Andika Muhammad Nuur menyampaikan, "Pesantren harus menjadi teladan. Kita tidak hanya bicara agama di kitab kuning, tapi juga bagaimana menjaga bumi ini sebagai amanah Allah. Dengan olah sampah, kita membangun pertanian yang sehat, peternakan yang mandiri, dan ekonomi pesantren yang kuat."

Pesan ini mendapat sambutan hangat dari peserta Muskerwil. Banyak pondok yang merasa terinspirasi untuk meniru sistem KPS, khususnya dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam, kearifan lokal, dan teknologi ramah lingkungan.

Dokumentasi Pemaparan Pengolahan Sampah Oleh Bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Pemaparan Pengolahan Sampah Oleh Bapak Wahyudi Anggoro Hadi (Sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Pesantren sebagai Pusat Gerakan Lingkungan

Acara Muskerwil Hebitren DIY menegaskan bahwa pesantren tidak hanya menjadi pusat kajian ilmu agama, tetapi juga laboratorium sosial-ekologis yang mampu memberi jawaban atas persoalan nyata umat. Kehadiran KPS sebagai percontohan membuktikan bahwa pengolahan sampah mandiri bisa dijalankan secara konsisten, berkelanjutan, dan produktif.

Bahkan, KPS berhasil mengakulturasikan nilai kebersihan dari ajaran Islam, seperti hadis "An-nazhafatu minal iman" (kebersihan adalah sebagian dari iman), dengan praktik nyata di lapangan. Hal ini semakin diperkuat dengan warisan pesan KH. Ali Maksum yang selalu menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Penutup

Kehadiran KPS di Muskerwil Hebitren DIY dan Capacity Building di Hotel Grand Rohan Jogja bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga penanda bahwa pesantren punya peran strategis dalam menjaga bumi. Dari sampah, lahirlah energi, pangan, dan ekonomi baru yang menyejahterakan.

Dengan semangat kolaborasi, KPS siap terus menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain di Yogyakarta bahkan Indonesia. Seperti kata Andika Muhammad Nuur, "Sampah bukan musibah, melainkan berkah bila kita kelola dengan hati dan ilmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun