Sebab, Presiden Gus Dur sangat tahu persis siapa-siapa yang patut diangkat dan siapa-siapa yang layak diberhentikan (dipecat) sebagai menteri. Dan semua itu bisa dengan tegas dilakukan oleh Presiden Gus Dur tanpa ada muatan dan desakan politik yang mempengaruhi atau yang menungganginya.
Terbukti Gus Dur mampu membangun sebuah kabinet yang benar-benar kuat secara “alami” yang dibentuk sesuai kebutuhan bangsa dan negara (bukan dari hasil rekayasa atau lobi-lobi secara politik). Dan dari kabinet inilah Gus Dur pun boleh dikata berhasil membenahi berbagai permasalahan negara, terutama mampu membenahi sebagian besar masalah ekonomi bangsa, salah satunya mengurangi utang luar negeri tersebut.
Berbagai keberhasilan Gus Dur sebagai presiden, yang meski hanya dijabat dalam waktu singkat itu, tentu saja tidak terlepas dari peran dan daya dobrak dari para menteri dalam menghasilkan kualitas kinerja yang tinggi. Misalnya, di sana ada Rizal Ramli yang sangat dipercaya oleh Gus Dur karena dinilai sangat ahli serta berkompeten sebagai tulang punggung dan ujung tombak di bidang ekonomi, yakni sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, lalu terakhir menjabat Menteri Keuangan.
Juga ada Mahfud MD yang diposisikan sebagai Menteri Pertahanan, kemudian terakhir dipercaya sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan. Dan ada pula (Alm) Baharuddin Lopa sebagai Jaksa Agung, serta para menteri-menteri lainnya yang dianggap sangat loyal serta satu visi-misi serta se-ideologi dengan Gus Dur adalah mereka-mereka yang tentu memiliki kapasitas dan integritas yang cukup tinggi di bidangnya.
Dan diakui atau tidak, kenyataan menunjukkan, bahwa Presiden Gus Dur mampu mengurangi utang adalah juga berkat kinerja hebat yang dipersembahkan oleh para tim ekonomi dalam Kabinet Persatuan Nasional, yakni diabawah komando Menko Perekonomian Dr. Rizal Ramli.
Dan Presiden Gus Dur (serta menteri terkait) seharusnya mendapat pengakuan dari Rekor MURI sebagai Presiden/Pemerintah yang mampu mengurangi ULN sebesar 9 Miliar US Dolar.