Lihat ke Halaman Asli

Willy Radiant Chandra

Mahasiswa Pascasarjana, Pendidik, Pembicara, Penulis, Jurnalis,

Harmoni Organisasi ; Superman & Superteam

Diperbarui: 27 April 2025   03:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberagaman Dalam Harmoni

Oleh : Willy Radiant Chandra


Sabtu 22 Februari 2025 merupakan satu pengalaman penuh makna, berkesempatan mengunjungi Saung Angklung Mang Udjo, yang berlokasi di Jalan Padasuka, Pasir Layung, Cibeunying, Kota Bandung. Tempat ini bukan sekadar destinasi wisata budaya, namun merupakan tempat yang memancarkan semangat pelestarian seni dan harmoni.

Begitu kendaraan kami memasuki area parkirnya yang luas, nuansa alami mulai terasa kuat. Pandangan kami langsung disambut oleh suasana yang sangat khas-bambu di mana-mana. Dari bangunan, hiasan, hingga ornamen kecil yang menyambut pengunjung. Semuanya berpadu menciptakan atmosfer tradisional yang menenangkan. Rindangnya pepohonan yang meneduhkan dan nuansa alam serta angin lembut menambah ketenangan.

Setibanya di area dalam, kami disambut dengan ramah oleh para pengelola. Senyum sejuk dan tutur kata yang bersahabat membuat kami merasa nyaman. Dalam langkah perlahan menuju ruang pertunjukan, kami melewati sejumlah poster kecil yang tertata rapi. Uniknya, poster poster ini bukan sekadar papan informasi, melainkan semacam "obrolan ringan penyambutan" yang memperkenalkan kami pada semangat, filosofi dan cita rasa budaya yang diusung tempat ini.

Memasuki ruang pertunjukan, kesan pertama yang terasa adalah luas, megah dan nyaman. Di bagian depan, berdiri megah panggung bertuliskan "UDJO", tempat berbagai alat musik tradisional telah siap ditampilkan. Angklung, kendang, suling, bas dan banyak alat musik lainnya telah berjajar dengan rapi, seolah tengah menanti waktunya untuk bersuara dalam satu harmoni.

Sebelum pertunjukan dimulai, seorang pembawa acara menyapa hangat dan memperkenalkan sejarah tempat ini. Kami dikenalkan tentang sosok Mang Udjo Ngalagena, Sang pendiri yang begitu berjasa dalam melestarikan angklung sebagai warisan budaya. Diceritakan pula tentang anak-anak beliau yang kini meneruskan tongkat estafet serta manajemen pengelolaan yang rapi dan profesional. Tidak lupa, kami diajak mengenal satu per satu alat musik yang akan dimainkan serta para pemainnya-banyak dari mereka adalah anak-anak muda yang tumbuh dalam semangat budaya.

Saat pertunjukan dimulai, ruang yang awalnya tenang seketika hidup. Alunan musik angklung mulai terdengar, lembut namun kuat, berpadu dengan suara kendang dan bas yang menggetarkan. Alat-alat musik yang beraneka macam dan dengan nada-nada yang berbeda pula, namun mereka mampu menciptakan satu kesatuan yang begitu merdu. Nada demi nada dimainkan secara bergantian, bergelombang dalam irama yang membuat nyaman telinga.

Tarian yang menyertainya pun tidak kalah menarik. Langkah-langkah yang kompak dan harmonis menari seiring musik. Disaat itulah saya teringat pada pesan yang sangat berharga dari mentor senior saya saat mengikuti pelatihan dan pembekalan tentang leadership.

"Lihatlah, sebagaimana orkestra dengan alat musik yang berbeda dan nada yang berbeda, tetapi perbedaan itu menjadikan harmoni yang indah. Maka jadilah superteam, bukan superman. Superteam akan terwujud melalui kerja sama. Kerja sama akan terwujud apabila setiap personil sama sama bekerja. Itulah yang menyatukan perbedaan dan menghasilkan harmoni".

Kata-kata itu terpatri kuat dalam benak saya saat melihat pertunjukan di Saung Angklung Mang Udjo, bahwa keberagaman bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk disatukan dalam harmoni. Bahwa masing-masing dari kita, meskipun berbeda dalam peran dan bagian, hendaknya bisa membentuk satu simfoni indah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline