Shalat di Tengah Sekat, Iman Tetap Kuat
Bel istirahat kedua baru saja berbunyi, namun bukan suara riuh anak bermain yang terdengar di SDN Punten 01, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Sebaliknya, suasana berubah tenang. Anak-anak melepas sandal, berwudu dengan tertib, lalu berbaris rapi di ruang kelas. Lantai yang biasanya dipenuhi buku dan tawa kini menjadi tempat sujud bersama.
Bukan di masjid, bukan pula di mushala luas---namun di ruang kelas yang disekat sederhana, shalat berjamaah tetap ditegakkan dengan penuh khidmat.
441 Murid, Ratusan Niat yang Sama
Jumlah siswa muslim di SDN Punten 01 mencapai 441 anak. Dengan keterbatasan ruang, pelaksanaan shalat berjamaah memang menjadi tantangan tersendiri. Namun, tantangan itu justru menumbuhkan semangat gotong royong antara guru dan siswa.
Setiap ruang kelas disulap menjadi "mushala kecil". Anak-anak berbaris dalam saf rapi, diimami oleh guru atau teman sebaya yang sudah berlatih menjadi imam.
Mereka belajar banyak hal---mulai dari disiplin waktu, kerapian barisan, hingga rasa kebersamaan.
Inilah wujud nyata pendidikan karakter, yang bukan sekadar teori, tetapi dihidupkan melalui kebiasaan sederhana setiap hari.
Keteladanan yang Tak Terbatas Ruang
Guru-guru hadir bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai teladan. Dengan sabar mereka membimbing siswa yang belum lancar membaca doa, mengingatkan untuk meluruskan saf, dan menenangkan anak yang masih bercanda.
Tak jarang terdengar suara lembut seorang guru:
"Ayo, nak, luruskan barisnya. Kita shalat berjamaah biar rapi di hadapan Allah."