Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Agung Nugroho

TERVERIFIKASI

Asisten Peneliti

Ketika Gajah di Riau Terpaksa Jadi Tamu Tak Diundang

Diperbarui: 16 September 2025   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Induk gajah jinak bersama anaknya di kawasan TNTN di Kabupaten Pelalawan, Riau (Sumber: Kompas.com)

"Jangan usir gajah dari kebun, tapi pulihkan rumah mereka yang hilang agar kita bisa hidup berdampingan."

Kawan-kawan, pernahkah kamu punya kenalan yang doyan banget mampir tanpa diundang? Tiba-tiba nongol di depan pintu, langsung nyelonong ke dapur. Bikin puyeng, tapi mau diusir juga nggak enak. Nah, di Riau, ada tamu tak diundang yang jauh lebih gede, lebih banyak, dan bikin puyengnya berjuta-juta kali lipat: gajah Sumatra. Gajah-gajah ini tidak cuma mampir, mereka langsung "pesta" di kebun warga, merusak apa saja yang mereka temui.

Dulu, kita sering dengar cerita gajah-gajah yang gagah di rimba raya. Sekarang, gajah-gajah itu lebih sering muncul di berita karena masuk kebun warga. Sampai-sampai, beritanya sudah jadi lagu lama. Kita sudah terbiasa. Tapi, pernahkah kita benar-benar berpikir, kenapa mereka melakukan itu? Apakah mereka tiba-tiba iseng?

Salah Siapa Kalau Gajah yang Hilang Arah?

Kalau kita mau jujur, gajah-gajah itu bukan tamu tak diundang, melainkan korban bisu dari pembangunan yang salah arah. Gajah itu cuma lagi pulang. Masalahnya, rumah mereka sudah tidak ada. Dikutip dari Jurnal Biologi UNAND, konflik ini terjadi karena alih fungsi lahan yang masif. Hutan, yang dulunya koridor dan rumah mereka, sekarang sudah jadi kebun-kebun sawit, akasia, dan pemukiman.

Mengacu pada laporan Kompas.com, populasi gajah Sumatra di Riau hanya tersisa sekitar 216 ekor. Dengan populasi sekecil itu, mereka masih harus bersaing dengan manusia untuk mendapatkan ruang hidup. Otomatis, mereka terdesak. Kalau jalur jelajahnya sudah tidak ada, mau tidak mau mereka harus nekat. Gajah yang masuk ke kebun itu bukan menyerang, tapi hanya mencoba bertahan hidup di tengah sisa-sisa habitat mereka yang hancur. Mereka hanya mencari makan, sama seperti kita.

Belakangan ini, situasinya bahkan jauh lebih serius dan tragis. Menurut laporan dari Antaranews.com, seekor gajah Sumatra bahkan sampai melukai seorang wanita hingga meninggal di Riau. Ini bukan lagi soal gajah merusak kebun, kawan-kawan. Ini adalah masalah hidup dan mati. Konflik ini sudah mencapai titik paling mengerikan.

Nasi Sudah Jadi Bubur, Solusinya Cuma Pakai Jurus Ngusir?

Pemerintah dan lembaga konservasi sudah tahu masalahnya. Berbagai jurus ngusir pun sudah dicoba. Dilansir dari Media Center Riau, BBKSDA sudah menerjunkan tim untuk mitigasi konflik. Tentu saja itu penting. Mereka melakukan operasi penggiringan, patroli, dan edukasi ke masyarakat. Tapi, mari kita akui, itu semua solusi reaktif yang sifatnya hanya sementara. Besok-besok, gajahnya datang lagi.

Solusi-solusi ini mirip seperti kita mengusir lalat dari makanan yang terbuka. Lalatnya pergi, tapi sebentar lagi akan datang lagi, karena sumber masalahnya (makanan yang terbuka) tidak ditutup. Begitu juga dengan konflik gajah. Selama habitatnya tidak diperbaiki, selama jalurnya tidak ada, solusi ngusir hanya akan menjadi kegiatan yang terus berulang tanpa henti.

Mitigasi Rindu Jadi Resep yang Ampuh, Bukan Cuma Jurus Ngusir

Untuk menyelesaikan masalah ini, kita tidak bisa hanya berfokus pada solusi di permukaan. Kita perlu menyelami "perasaan" si gajah. Kita harus memahami bahwa gajah-gajah itu sedang rindu pada rumah mereka. Rindu pada jalur yang dulunya mereka lewati. Rindu pada makanan yang dulunya melimpah. Solusi yang benar-benar ampuh adalah mitigasi rindu. Ini adalah upaya untuk memenuhi "kerinduan" mereka dengan cara yang proaktif.

Mitigasi rindu bukan cuma mengusir gajah, tapi juga merawat hati mereka. Ia tidak hanya mencegah mereka datang, tapi juga memberi mereka alasan untuk tetap berada di habitatnya. Dengan begitu, kita tidak lagi harus berhadapan dengan mereka. Kita bisa hidup berdampingan, bukan saling mengusir.

Tiga Formula Biar Gajah Tak Mampir ke Dapur Warga

1. Gajah Koridor Digital

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline