Mohon tunggu...
Fazar Rifqi As Sidik
Fazar Rifqi As Sidik Mohon Tunggu... Dosen UIN SGD Bandung

Senang dengan dunia pendidikan berserta isinya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Riung Galuh: Disatukan Karena Lemah Cai, Diraketkeun ku Silaturahmi

27 September 2025   03:58 Diperbarui: 27 September 2025   09:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Lokasi: Sekretariat KMC "Galuh Taruna" Bandung

Ada rasa yang sulit dilukiskan dengan kata-kata ketika saya hadir dalam Riung Galuh, sebuah acara rekrutmen mahasiswa baru asal Ciamis yang kini sedang menempuh studi di Bandung. Wajah-wajah muda itu duduk berjajar dengan tatapan penuh harapan sekaligus kegelisahan. Saya seolah bercermin dua belas tahun silam, saat diri ini pun memulai perjalanan perantauan: meninggalkan lemah cai untuk sementara, demi menjemput pengalaman dan pengabdian di masa depan.

Seperti pepatah Sunda mengatakan, "moal mopohokeun ka lemah cai sanajan jauh tapak lacak urang", sejauh apa pun langkah kita, akar akan selalu terhubung dengan tanah asal. Itulah yang membuat Riung Galuh terasa istimewa: bukan sekadar perkumpulan, melainkan sebuah ikatan batin yang menyatukan karena tanah kelahiran.

Saya ajak mahasiswa yang hadir menengok jejak lahirnya KMC Galuh Taruna Bandung, organisasi kedaerahan yang berdiri pada 4 Desember 1979. Sebuah rumah besar yang tidak hanya menjadi tempat pulang, tetapi juga kawah candradimuka. Saya katakan, sejarah ini penting untuk selalu dirawat, karena "ulah sok nyangu ka hawu batur", jangan sampai kita kehilangan warisan yang sudah dititipkan oleh generasi sebelumnya.

Ada tiga hal yang saya tekankan sebagai napas pergerakan mahasiswa Ciamis. Pertama adalah wasilah, yakni silaturahim, jejaring, dan relasi yang harus terus dijaga. Kedua adalah masalah, yaitu keberanian untuk belanja persoalan, mengidentifikasi, dan mengolahnya. Dan ketiga adalah maslahah, yakni menghadirkan nilai manfaat bagi sekitar. Sebab, hidup ini bukan sekadar hidup, tapi "hirup kudu ngahirupan", hidup harus menghidupkan.

Di tengah sesi, seorang mahasiswa bertanya, "Kang, apa benefitnya masuk KMC Galuh Taruna Bandung?" Pertanyaan sederhana namun sarat makna. Saya jawab dengan ilustrasi pewayangan: KMC ini ibarat kawah candradimuka. Seperti Gatotkaca yang ditempa di dalamnya hingga menjadi sakti mandraguna, demikian pula mahasiswa yang ditempa di sini akan matang secara keilmuan, empati, dan kepemimpinan, sehingga siap menghadapi arus zaman yang semakin kompleks.

Saya juga mengibaratkan KMC sebagai bongkahan emas dalam perut bumi. Emas itu tidak akan bernilai sebelum digali, diasah, dan ditempa. Demikianlah organisasi ini: ruang pembentukan karakter, tempat berproses, bahkan wadah untuk menemukan cinta dan sahabat sehidup semati.

Lebih dari itu, ada program-program nyata yang memberi kontribusi ke daerah asal. Ada Bakti Sosial Kemasyarakatan di Ciamis, yang ibarat KKN-nya orang Galuh. Ada Galuh Goes To School, memperkenalkan kampus-kampus di Bandung kepada siswa SMA di Ciamis. Ada pula Gebyar Rakyat Galuh, sebuah perayaan budaya yang menampilkan kesenian dan tradisi lokal, dari kuliner hingga olahraga tradisional, sebagai bentuk pelestarian cagar budaya bersama pemerintah daerah.

Semua itu menegaskan bahwa KMC Galuh Taruna Bandung bukan sekadar organisasi, melainkan jembatan untuk menghubungkan lemah cai dengan masa depan. Karena seperti pepatah mengatakan, "lemah cai nyuhunkeun tulung, awak kudu dak nyorang jalan".

Riung Galuh hari ini bukan hanya pertemuan biasa, tetapi pengingat bahwa kita semua disatukan oleh akar yang sama. Mahasiswa Ciamis di tanah rantau harus terus menjaga silaturahim, melestarikan nilai kegaluhan, dan memberi manfaat di mana pun berada. Sebab sejatinya, jalma anu mulya teh lain nu loba banda atawa pangkat, tapi nu loba mere mangpaat pikeun sasama. 

Penulis: Fazar Rifqi As Sidik, M.Pd. (Ketua Keluarga Mahasiswa Ciamis "Galuh Taruna" Bandung Komisariat UIN Sunan Gunung Djati Periode 2014-2015)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun