Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Penulis Politik Perlawanan | Pendiri Gerakan Aceh Bangkit Penggagas Kesadaran Merdeka untuk Rakyat

Rakyat Antri Beras, Politisi Antri Jabatan: Demokrasi Indonesia Sudah Mati

Diperbarui: 17 Agustus 2025   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Global Aceh Awakening, creations

Oleh: Tarmidinsyah Abubakar

Kordinator Presidium GAA

(Global Aceh Awakening)

Pagi hari di Aceh Selatan, ratusan masyarakat berdiri berjam-jam di bawah panas matahari demi mendapatkan beras murah dari program Gerakan Pangan Murah (GPM). Mereka bukan pemalas. Mereka hanya miskin. Dan mereka bukan bodoh. Tapi mereka dibodohi oleh sistem yang dikelola oleh elite brengsek yang hidup dari pajak rakyat.

Beras 5 Kg dari pemerintah hari ini menjadi penyelamat perut rakyat. Tapi di gedung-gedung pemerintahan, para politisi justru sedang berebut jatah Rp 6,7 miliar uang negara untuk partai politik yang tidak jelas fungsinya selain mengamankan kekuasaan sendiri.

Rakyat antri beras.
Politisi antri jabatan.

Dan negeri ini tidak sedang baik-baik saja.

Untuk Apa Tambah Dana Parpol?

Apa fungsi partai politik hari ini? Apakah mereka mendidik rakyat? Tidak.

Apakah mereka mencerdaskan kehidupan berbangsa? Sama sekali tidak.

Partai politik sekarang adalah pabrik perekrutan penjilat kekuasaan. Mereka hanya pintar bersiasat untuk mendapat kursi, lalu bagi-bagi jabatan ke keluarga, kroni, atau mantan kombatan yang tidak pernah belajar bernegara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline