Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Penulis Politik Perlawanan | Pendiri Gerakan Aceh Bangkit Penggagas Kesadaran Merdeka untuk Rakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis demi rakyat yang dilupakan kekuasaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rakyat Antri Beras, Politisi Antri Jabatan: Demokrasi Indonesia Sudah Mati

17 Agustus 2025   16:02 Diperbarui: 17 Agustus 2025   16:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Global Aceh Awakening, creations

Oleh: Tarmidinsyah Abubakar

Kordinator Presidium GAA

(Global Aceh Awakening)

Pagi hari di Aceh Selatan, ratusan masyarakat berdiri berjam-jam di bawah panas matahari demi mendapatkan beras murah dari program Gerakan Pangan Murah (GPM). Mereka bukan pemalas. Mereka hanya miskin. Dan mereka bukan bodoh. Tapi mereka dibodohi oleh sistem yang dikelola oleh elite brengsek yang hidup dari pajak rakyat.

Beras 5 Kg dari pemerintah hari ini menjadi penyelamat perut rakyat. Tapi di gedung-gedung pemerintahan, para politisi justru sedang berebut jatah Rp 6,7 miliar uang negara untuk partai politik yang tidak jelas fungsinya selain mengamankan kekuasaan sendiri.

Rakyat antri beras.
Politisi antri jabatan.

Dan negeri ini tidak sedang baik-baik saja.

Untuk Apa Tambah Dana Parpol?

Apa fungsi partai politik hari ini? Apakah mereka mendidik rakyat? Tidak.

Apakah mereka mencerdaskan kehidupan berbangsa? Sama sekali tidak.

Partai politik sekarang adalah pabrik perekrutan penjilat kekuasaan. Mereka hanya pintar bersiasat untuk mendapat kursi, lalu bagi-bagi jabatan ke keluarga, kroni, atau mantan kombatan yang tidak pernah belajar bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun