Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Penulis Politik Perlawanan | Pendiri Gerakan Aceh Bangkit Penggagas Kesadaran Merdeka untuk Rakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis demi rakyat yang dilupakan kekuasaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rakyat Antri Beras, Politisi Antri Jabatan: Demokrasi Indonesia Sudah Mati

17 Agustus 2025   16:02 Diperbarui: 17 Agustus 2025   16:03 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Global Aceh Awakening, creations

Sudah saatnya kita menyadari: Demokrasi kita bukan sistem representatif, tapi sistem pengkhianatan. Yang berkuasa bukan rakyat, tapi partai.

Solusinya bukan menambah dana parpol.
Solusinya adalah mengembalikan politik kepada rakyat.
Beri ruang bagi rakyat independen untuk masuk ke parlemen.
Beri panggung kepada intelektual, aktivis, pemikir, petani, nelayan, dan guru-guru jujur.

Kita tidak butuh partai yang hanya tahu bagi-bagi jabatan.
Kita butuh pemimpin yang mengerti bahwa perut lapar rakyat lebih penting dari perut kenyang elite.

Rakyat Harus Melawan

Jika rakyat terus diam, maka elite akan terus menjajah.

Saatnya kita sadar bahwa demokrasi adalah alat perjuangan, bukan alat untuk menjarah uang negara.

Rakyat Aceh, rakyat Indonesia:
Bangkitlah. Lawan demokrasi palsu. Usir penjajah berkedok partai. Tegakkan kembali kedaulatan rakyat.

"Negara ini bukan warisan partai politik, tapi milik rakyat.
Maka yang harus mengatur negeri ini adalah rakyat, bukan elite partai."

Jika setuju, sebarkan artikel ini. Jika takut, teruslah antri beras dan biarkan anak cucumu hidup miskin seperti kamu.

#RakyatAntriBeras
#PolitisiAntriJabatan
#DemokrasiPalsu
#AcehBangkit
#GAA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun