Gelombang menggulung, doa menggema, jiwa kembara kembali bersua.
Amir lahir di kampung nelayan di tepi laut luas. Ayahnya telah lama tiada, sementara ibunda, Mande Siti, membesarkan dengan jaring ikan dan jemari yang tiada henti meniti kehidupan.
"Kamu boleh pergi sejauh mana pun, Nak," katanya suatu hari, "asalkan tidak lupa jalan pulang."
Amir muda merasa kampung halaman terlalu kecil untuk impiannya. Bagi pemuda itu, lautan bukan tempat bertahan, melainkan batas yang harus dilewati. Dia ingin lebih dari sekadar melempar jala ke laut yang sama setiap hari. Untuk itu, dengan harapan sebesar ombak di ufuk timur, anak semata wayang Mande Siti tersebut berangkat ke kota.
Di sana, Amir mendapati dunia sama sekali berbeda. Nasib menempanya dengan keras. Dia memulai segala dari nol, berkeringat di bawah terik matahari, berdesakan di lorong sempit pasar, dan terkadang tidur beralas kardus, bahkan juga tanpa atap. Namun, keberuntungan berpihak kepada pemuda bertekad baja. Dia pandai berdagang, cepat membaca celah pasar, dan anak muda itu menjelma menjadi saudagar yang diperhitungkan. Harta meruah, limpahan tiada bertepi, kejayaan menyelimuti hidup si anak rantau.
Akan tetapi, kesuksesan sering kali menelan sesuatu yang lebih berharga. Saat pesan ibunya datang melalui orang-orang kampung yang singgah di kota, Amir memilih untuk berpaling. Dia merasa lebih tinggi dari sekadar anak nelayan di kampung terpencil. Suatu hari, datanglah berita bahwa ibunya sakit.
"Amir, kamu harus pulang!" bujuk seorang kawan lama. "Ibumu menunggumu."
Namun, Amir hanya tertawa pendek. "Lihatlah, aku sedang sibuk. Lagi pula, kampung itu bukan lagi tempatku!"
Dia tidak tahu, kata-kata itu menggores takdirnya.
Suatu hari rute berlayar tepat mengarah ke kampung halamannya di Sumatra Barat. Amir mengarungi lautan dengan kapal dagang pribadi, sarat muatan. Langit cerah bersahabat ketika dia berangkat, tetapi semesta punya rencana lain. Badai datang tanpa diundang. Angin berpilin, gelombang menjulang bak tembok raksasa. Kilat menyambar, menerangi ketakutan di wajah para awak kapal.