Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Ikhsan

Wiraswasta

Benarkah Kita Akan Bahagia Tanpa Punya Apa-Apa?

Diperbarui: 23 September 2025   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“You’ll own nothing and you’ll be happy.”

Beberapa tahun lalu, kalimat ini sempat viral di media sosial. Ada yang takut, dan ada juga yang takjub. Tapi sebenarnya dari mana asalnya slogan ini dan bagaimana sampai ramai dibicarakan masyarakat dunia?

Dari Mana Gagasan Ini?

Kalimat ini asalnya dari pertemuan World Economic Forum (WEF) tahun 2016. Lembaga internasional ini isinya pemimpin dunia, pengusaha besar, dan akademisi yang setiap tahunnya bertemu di Davos, Swiss. Nah, dari sinilah muncul gagasan tentang “The Great Reset” yang kemudian menjadi sorotan utama dunia.

Apa Sebenarnya The Great Reset?

Gagasan "The Great Reset" pertama kali diumumkan WEF tahun 2020 saat dunia dilanda Pandemi COVID-19. Intinya, pandemi dipandang sebagai momentum "mereset ulang" sistem dunia ke arah yang lebih baik. WEF ingin mengubah sistem dunia dari kapitalisme tradisional yang cuma mengejar keuntungan pribadi menuju "stakeholder capitalism".

Dalam sistem ini, perusahaan tidak hanya harus mengejar keuntungan, tetapi juga pada kesejahteraan seluruh pemangku kepentingan seperti karyawan, masyarakat, dan terutama, lingkungan. Pandangan ini sejalan dengan pemikiran Francis Fukuyama dalam karyanya, The End of History and the Last Man, yang berteori tentang kemungkinan evolusi kapitalisme ke bentuk yang lebih adil dan demokratis, dalam konteks ini adalah stakeholder capitalism.

Kenapa ini Jadi Konspirasi?

Kalimat “You’ll own nothing and you’ll be happy” ini tentu aja bikin kegaduhan. Di media sosial, gagasan ini dituduh jadi usaha para elit global nguasai dunia. Menurut Melanie Smith, kepala penelitian Graphika, isu ini pas banget buat jadi teori konspirasi karena punya informasi yang nyata yaitu proposal WEF dan diisi dengan narasi menyeramkan yang terhubung dengan kecemasan masyarakat selama pandemi yang lalu.

Krisis dan “Reset” Dunia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline