Lihat ke Halaman Asli

Mewangi Putri

Mahasiswa

Sekolah Alam Inklusi: Menyelami Empati, Menumbuhkan Potensi

Diperbarui: 29 September 2025   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampus 2 SMP Alam Ar-Ridho

Penulis: Mewangi Rasendriya Aneira Putri, Nurul Aulia Nisa, Ghaziah Farzana Rahman, Regita Putri Maharani.

Mahasiswa Semester 3, Prodi Psikologi. 

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang.

Dosen Pengampu: Faiz Fatihul 'Alwan, S.Pd., M.Pd

Berdiri sejak 25 tahun yang lalu, jauh sebelum wacana kesetaraan digaungkan pemerintah, Sekolah Alam Ar-Ridho di Semarang hadir berbeda sebagai pionir dalam pendidikan inklusi yang mengedepankan keberagaman, kesetaraan, kenyamanan, dan pengembangan potensi anak. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip psikologi humanistik, yang menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung aktualisasi diri dan rasa aman emosional bagi setiap anak. Sekolah ini menjadi bukti bahwa pendidikan inklusi bukan sekadar wacana. Pembelajaran dilakukan secara tematik dengan fokus utama pada kegiatan luar ruangan melalui aktivitas non-akademik untuk mengembangkan kreatifitas, dan eksplorasi siswa. Kegiatan ini mendukung perkembangan kognitif dan afektif, serta memperkuat motorik kasar dan halus melalui pengalaman langsung. Sekolah ini berfokus pada tiga aspek utama, yakini islamika, outbound, dan life skills yang secara psikologis dapat membentuk kreatifitas, kemandirian, regulasi emosi, dan kemampuan sosial pada anak. 

Kelas Kecil, Perhatian Besar

Dengan jumlah siswa berkisar 15 hingga 30 anak per kelas, dengan masing-masing kelas terdapat dua siswa berkebutuhan kusus. Wali kelas memiliki peran aktif dalam menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman, sehingga sekolah dapat menjadi rumah bagi para siswa dari berbagai latar belakang, termasuk anak berkebutuhan kusus (ABK). Hal itu sejalan dengan teori hirerki kebutuhan Maslow, dimana rasa aman, nayman, dan penerimaan menjadi fondasi utama bagi anak untuk belajar dan berkembang. Ruang lingkup kelas yang tidak terlalu besar memungkinkan interaksi yang lebih personal dan pemantauan secara menyeluruh oleh para wali kelas dan shadow teacher. 

Tantangan dan Harapan

SMP Alam Ar-Ridho memperoleh peringkat atas (1-20%)  baik kota maupun nasional dalam hal iklim keamanan satuan pendidikan pada Rapor Pendidikan 2023, dengan skor 80,67. Dinyatakan bahwa satuan pendidikan memiliki lingkungan pendidikan yang aman, dan dapat dilihat melalui kesejahteraan psikologis yang baik dan rendahnya kasus perundungan (bullying), hukuman fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Hal ini juga disebabkan karena adanya pemahaman yang diberikan oleh pihak sekolah kepada siswa reguler terkait perbedaan dan keberagaman. Mereka dikenalkan dengan siswa inklusi untuk membangun pemahaman dan empati sejak dini. Ini menunjukan keberhasilan dalam pendekatan psikologi sosial, dimana siswa dikenalkan pada empati, toleransi, dan atribusi sosial. Kepala Sekolah SMP Alam Ar-Ridho, Ibu Widiywati, mengatakan, "Konflik antara siswa reguler dan inklusi umumnya  terjadi di awal kelas 7, namun bukan karena gangguan perilaku, melainkan karena tantangan yang muncul dalam kegiatan berkelompok. Siswa reguler cenderung mengambil alih tugas karena dirasa akan lebih memudahkan siswa inklusi tersebut, sehingga dirasa akan lebih cepat selesai," ujarnya pada saat wawancara berlangsung. Ini mencerminkan adanya dinamika psikologi kelompok, dimana dominasi dan peresepsi efisiensi dapat memicu ketegangan. Oleh karena itu, penting untuk membentuk kesadaran kolektif dan saling menghargai. Di sinilah peran guru, membersamai dan terus memberikan makna. Selain itu, peran guru dan staff juga diberikan pelatihan seperti seminar dan lokakarya agar terlatih dalam berinteraksi dan menghadapi murid-murid dari berbagai latar belakang berbeda. Sekolah Alam juga telah bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) dan berbagai biro psikologi terkait ketersediaan shadow teacher.

Sekolah Alam tidak menerapkan sistem hukuman, melainkan sistem diskusi dan refleksi diri. Aturanya hanya satu, yaitu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Kedisiplinan di sekolah ini dilakukan melalui pendekatan berbasis diskusi dan kesepakatan, bukan hukuman. Jika siswa melakukan kesalahan berulang, maka akan dilakukan probing secara private untuk mencari solusi bersama, sehingga menghindari munculnya rasa malu dan terintimidasi. Siswa inklusi dibiasakan mengikuti aturan secara behavioral harian yang sejalan dengan prinsip behavioristik untuk membentuk perkembangan dan keterampilan yang terstruktur dan konsisten. Selain itu, antarrsiswa dilatih untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah kolektif. Setiap kegiatan diakhiri dengan refleksi diri sebagai bentuk evaluasi dan apresiasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline