Lihat ke Halaman Asli

Jujun Junaedi

TERVERIFIKASI

Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Nostalgia Dua Toples Noga, Jajanan Legendaris yang Mengajarkan Arti Sebuah Kenangan Manis

Diperbarui: 14 September 2025   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua toples noga kacang, jajanan legendaris. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Mengurai Jejak Rasa Masa Lalu

Jajanan masa kecil itu seperti sebuah mesin waktu. Dia bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang kenangan, aroma, dan perasaan yang pernah kita rasakan. 

Di antara semua jajanan yang pernah saya cicipi, ada satu yang selalu punya tempat istimewa di hati yaitu Noga Kacang. 

Makanan legendaris dari Tasikmalaya ini bukan sekadar camilan, dia adalah potongan sejarah, sebuah rasa yang tidak bisa ditukar dengan apapun.

Setiap gigitan Noga Kacang adalah perjalan kembali ke masa lalu. Rasanya yang gurih, renyah, dan manis dari gula aren asli selalu mengingatkan saya pada masa-masa kecil yang penuh kebahagiaan. 

Orang tua saya sering membelikannya, dan setiap kali Noga Kacang hadir, suasana di rumah menjadi lebih ceria. 

Jajanan ini bukan hanya enak, tapi juga sehat. Karena terbuat dari bahan-bahan alami seperti kacang tanah dan gula aren, tanpa pewarna, pemanis, atau pengawet buatan. 

Noga kacang, kualitasnya sudah terjamin sejak tahun 1982.

Saya masih ingat betul, dulu Noga Kacang sering dijual di warung-warung kecil, di dekat sekolah, atau di pasar tradisional. Bentuknya sederhana, tapi rasanya luar biasa. 

Ada semacam kehangatan yang terpancar dari jajanan ini, mungkin karena dia dibuat dengan cara tradisional, penuh ketelitian, dan menggunakan bahan-bahan terbaik dari alam.

Sebuah Perjalanan dan Pertemuan Tak Terduga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline