Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Aku suka menulis apa saja yang singgah di kepala: fiksi, humaniora, sampai lyfe writing. Kadang renyah, kadang reflektif, dan selalu kuselipkan warna. Seperti hidup: tak satu rasa, tetapi selalu ada makna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Satisficer vs Maximizer: Pilih Cepat atau Cari yang Terbaik?

10 Oktober 2025   08:15 Diperbarui: 10 Oktober 2025   14:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berapa lama waktu yang kamu habiskan di depan menu? (Foto: Will Esayenko/Unsplash)

Pernah nggak kamu mengalami momen bingung yang sepele, tapi bikin capek?

Misalnya, berdiri lama di depan daftar menu restoran karena semua terlihat enak. Atau, scrolling marketplace berjam-jam hanya untuk mencari produk "paling worth it". Bahkan, saat mau nonton film di Netflix, waktu yang dihabiskan untuk memilih kadang lebih lama dari durasi film itu sendiri.

Aku ingat banget kejadian tahun lalu waktu ingin membeli coffee maker. Tanpa sadar, aku menghabiskan total 15 jam dalam dua minggu hanya untuk membandingkan fitur, tekanan bar, garansi, hingga ulasan dari berbagai negara. Hasilnya? Cuma overthinking hingga akhirnya aku lelah dan menunda pembelian.

Sebaliknya, temanku hanya butuh 10 menit browsing di satu toko, menemukan yang cukup, dan sudah menikmati kopi buatannya seminggu kemudian. Dari situlah aku sadar: proses memilih itu sendiri yang menguras energi.

Pertanyaan sederhana pun muncul: apakah kita tipe yang cepat memilih lalu puas, atau tipe yang harus terus mencari opsi terbaik?

Apa Itu Satisficer dan Maximizer?

Psikolog Barry Schwartz, dalam bukunya "The Paradox of Choice", memperkenalkan istilah satisficer dan maximizer untuk menjelaskan gaya kita mengambil keputusan.

Satisficer adalah mereka yang merasa cukup ketika sebuah pilihan memenuhi standar minimum yang dibutuhkan. Begitu kriteria itu terpenuhi, mereka akan berhenti mencari dan bisa segera menikmati hasil pilihannya. Ia puas dengan keputusan itu tanpa terlalu banyak menoleh ke belakang.

Maximizer, sebaliknya, adalah mereka yang ingin memastikan keputusan yang diambil adalah yang paling optimal. Mereka cenderung membandingkan semua kemungkinan, takut menyesal jika ada pilihan yang lebih baik, sehingga energi dan waktu yang tercurah bisa lebih besar.

Kelebihan dan Kekurangan

Kedua tipe ini punya sisi baik dan tantangannya masing-masing.

  • Satisficer biasanya lebih cepat dalam mengambil keputusan. Mereka jarang berlama-lama menimbang, sehingga beban mental lebih ringan. Karena tidak terlalu banyak membandingkan, mereka juga cenderung lebih puas dengan apa yang didapat.
  • Maximizer punya potensi meraih hasil terbaik. Dengan riset mendalam, mereka bisa menemukan opsi paling sesuai, baik dari segi kualitas maupun nilai. Namun, konsekuensinya adalah stres, rasa lelah karena overthinking, bahkan penyesalan ketika merasa masih ada pilihan yang terlewat.

Mengapa Relevan di Era Sekarang?

Kita hidup di zaman di mana pilihan semakin melimpah. Satu klik saja di marketplace bisa memunculkan ratusan produk. Dunia kerja pun menawarkan berbagai jalur karier, sementara gaya hidup memberi begitu banyak opsi aktivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun