Lihat ke Halaman Asli

Jihan Jauhara

Program Studi Geografi - Ilmu Sosial dan Politik -Universitas Lambung Mangkurat

Analisis Strategi Pengelolaan dan Inovasi Usaha Mie Pocha sebagai UMKM Kuliner Kekinian di Kota Banjarmasin

Diperbarui: 10 Oktober 2025   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk Mie Pocha (Sumber: Instagram MiePocha)

     Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu prioritas pengembangan di setiap Negara.  Hal ini disebabkan oleh besarnya sumbangsih UMKM terhadap Negara, khususnya dalam bidang ekonomi dan sosial.  Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara, UMKM sangat berperan dalam penyerapa tenaga kerja sektor informal dan pemerataan pendapatan masyarakat, khususnya di daerah.  Oleh karena itu, berbagai kebijakan dan program pendukung telah dirumuskan dan diimplementasikan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung pemberdayaan UMKM dan   pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan. Kota Banjarmasin, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki jumlah UMKM yang cukup besar dan menjadi salah satu penopang utama perekonomian daerah. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM, pada tahun 2021 tercatat terdapat sekitar 39.049 unit UMKM yang tersebar di lima kecamatan. Dari jumlah tersebut, usaha mikro mendominasi dengan lebih dari 32 ribu unit, disusul usaha kecil sekitar 3.700 unit, dan usaha menengah sekitar 1.600 unit (Antara News, 2022). Sebaran UMKM di tiap kecamatan menunjukkan kontribusi ekonomi yang merata, misalnya Kecamatan Banjarmasin Selatan memiliki 7.736 usaha mikro, sementara Banjarmasin Timur memiliki 5.351 usaha mikro. Melihat fakta-fakta tersebut, jelas bahwa UMKM tidak hanya berfungsi sebagai usaha kalangan bawah, tetapi menjadi bagian yang vital dalam struktur ekonomi lokal maupun nasional. Di antara ribuan usaha kuliner yang ada di Banjarmasin, muncul peluang dan tantangan bagi setiap pelaku, terutama dalam hal inovasi, manajemen, dan daya saing.

     Salah satu usaha kuliner yang unik dengan nuansa tempat makan ala warung tenda di pinggir jalan. "Mie Pocha"  berlokasi di Jalan Adhyakasa, Kelurahan Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara. Mie Pocha merupakan salah satu usaha kuliner kekinian di Kota Banjarmasin yang mengusung konsep pojangmacha atau lebih dikenal dengan istilah Pocha dari Korea Selatan. Kata Pocha sendiri berasal dari singkatan Pojangmacha, yaitu warung tenda jalanan di Korea yang identik dengan sajian makanan hangat dan suasana santai. Konsep inilah yang diadaptasi oleh Mie Pocha untuk menciptakan pengalaman kuliner yang berbeda bagi masyarakat Banjarmasin. Usaha ini mencoba untuk menonjolkan karakteristik Mie dengan sentuhan cita rasa Korea. Menu utama yang ditawarkan adalah aneka olahan mie dengan cita rasa pedas, gurih, dan khas ala Korea, seperti mie dengan kuah mala, mie Chilioil Sapi, hingga mie dengan topping ayam dan sapi. Keunikan dari Mie Pocha adalah kemampuannya memadukan citarasa otentik Korea dengan sentuhan rasa banjar agar lebih sesuai dengan lidah masyarakat setempat. Selain menu mie, tersedia pula berbagai makanan pendamping seperti mandu kuah dan goreng, tahu walik, fishball, dan otak-otak serta minuman segar dan manis, yang semakin melengkapi pengalaman bersantap.

Warung Tenda Pocha di Cabang Roberta (Sumber: Instagram MiePocha)

     Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemilik usaha, usaha ini telah berdiri selama 1--3 tahun dan termasuk dalam kategori produksi/manufaktur makanan. Mie Pocha dikenal sebagai usaha yang memproduksi dan menjual mie dengan cita rasa pedas, gurih, dan khas ala Korea. Konsep ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama kalangan muda yang menyukai kuliner pedas dan unik. Dalam menjalankan operasionalnya, usaha ini melibatkan 11-30 orang tenaga kerja, yang terdiri atas juru masak, pelayan, serta bagian pengemasan dan kebersihan. Hal ini menunjukkan bahwa Mie Pocha telah berkontribusi dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Sebagai pelaku usaha muda, pemilik menunjukkan semangat kewirausahaan yang kuat dengan mengutamakan kualitas produk serta pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

     Dalam hal strategi pengelolaan usaha, Mie Pocha aktif memanfaatkan platform digital seperti Instagram dan TikTok untuk melakukan promosi, menampilkan menu baru, memberikan informasi promo, serta berinteraksi dengan pelanggan. Usaha ini juga bekerja sama dengan influencer lokal dan food vlogger untuk meningkatkan visibilitas di kalangan konsumen muda. Selain itu, layanan pesan antar melalui aplikasi ojek online turut memperluas akses bagi pelanggan yang ingin menikmati menu Mie Pocha tanpa harus datang langsung ke lokasi. 

     Sedangkan dalam dunia kuliner, inovasi menjadi faktor kunci untuk mempertahankan eksistensi usaha. Dari segi desain tempat, Mie Pocha menonjolkan suasana khas Pocha dengan sentuhan modern. Dekorasi menggunakan lampu-lampu bernuansa Korea, dan tata ruang semi-outdoor yang nyaman, menciptakan nuansa hangat dan kekinian. Hal ini membuat Mie Pocha menjadi destinasi favorit bagi anak muda, mahasiswa, hingga pekerja kantoran yang ingin bersantai setelah beraktivitas. Selain itu, inovasi yang dilakukan dalam menghadapi persaingan tergolong dilakukan kadang-kadang, dengan fokus utama pada inovasi produk seperti rasa, desain, dan fitur. Mie Pocha berusaha menarik minat konsumen dengan menghadirkan mie olahan bercita rasa pedas gurih khas ala Korea serta topping bervariasi yang sesuai dengan tren kuliner modern di kalangan anak muda. Inovasi ini menjadi langkah strategis untuk membedakan produk dari pesaing di bidang kuliner sejenis.

     Usaha Mie Pocha memberikan dampak yang cukup bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Keberadaan usaha ini tidak hanya berkontribusi pada penyediaan pilihan kuliner baru dengan cita rasa yang unik, tetapi juga membantu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di lingkungan sekitar, terutama dalam proses produksi dan penjualan. Selain itu, Mie Pocha turut berperan dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui kerja sama dengan pemasok bahan baku seperti sayuran, bumbu, dan kemasan dari pelaku usaha kecil lainnya. Dari sisi lingkungan, usaha ini sangat memperhatikan dampak kegiatan produksinya, antara lain dengan menjaga kebersihan area usaha dan mengelola limbah makanan secara baik.

     Berdasarkan hasil wawancara dan analisis, dapat disimpulkan bahwa Mie Pocha merupakan usaha kuliner yang mampu menghadirkan inovasi dengan menggabungkan konsep Pocha ala Korea dan selera lokal Banjarmasin. Usaha ini tidak hanya memberikan pengalaman kuliner yang berbeda, tetapi juga berhasil menjadi pilihan tempat nongkrong yang diminati kalangan muda. Strategi pengelolaan yang dijalankan, meskipun masih sederhana, menunjukkan adanya orientasi pada kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan adaptasi terhadap tren digital melalui media sosial. Mie Pocha juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dengan membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan lokal, serta berkontribusi pada dinamika ekonomi kreatif di Banjarmasin. Namun demikian, usaha ini tetap perlu memperkuat aspek perencanaan bisnis dan inovasi berkelanjutan agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline