Tanggapan Menarik dari Ustadz Derry Sulaiman tentang Konser Coldplay di Jakarta

Menjelang konser Coldplay di Jakarta pada 15 November 2023 mendatang, banyak antusiasme dan memborong habis tiket walaupun harganya termasuk dalam kategori mahal. 

Akan tetapi, beberapa kontroversi mulai berdatangan menjelang digelarnya konser tersebut. Dalam perkumpulan Persaudaraan Alumni (PA) 212 Beliau Ustadz Derry Sulaiman yang merupakan pendakwah Jamaah Tabligh dan musisi Indonesia. Dahulu yang dikenal sebagai gitaris grup band Betrayer, dan beliau memilih mundur pada 1998 dan fokus untuk mendalami dakwah dan musik Islam.

Ustadz Derry Sulaiman justru memiliki tanggapan yang berbeda dari tamu-tamu yang datang dalam rapat Catatan Demokrasi TVOne, beliau justru beranggapan bahwa konser ini bisa jadi sebab hidayah yang besar karena jarang ada grup band yang mampu mengumpulkan orang sebanyak grup band ini mengumpulkan orang-orang dan ini juga grup band kelas dunia "jadi ketika saya dengar komplain di indonesia pikir saya bagaimana saya mendapatkan tiket saya masuk saya dakwah disana" ujar beliau.

Beliau berfikir konser tersebut adalah lahan terbaik untuk dakwahnya karena beliau mengenal islam dari diskotik di bali,seperti yang beliau katakan "karena saya sendiri mengenal agama dari temoat seperti itu, saya mengenal islam bukan dari makkah,madinah,ataupun madrasah namun dari diskotik di bali." Beliau memahami dakwah adalah cahaya dan tak mungkin cahaya takut dengan kegelapan, cahaya akan datang ketempat gelap-gelap dan menerangi tempat itu. Jadi Ustadz Derry Sulaiman tidak takut dengan konser coldplay.

Beliau malah khawatir tentang penolakan tentang ancaman mengepung bandara yang justru malah nanti dapat terkena dampak buruk dari mata dunia.

Harapan beliau semua personil coldplay Allah beri hidayah dan bila nanti diselenggarakan atau tidak kita semua tetap berdakwah,tetap mahabah kepada umat Rasululah SAW.

Ustadz Derry Sulaiman berstatemen "Ketika melihat ada orang sakit, kita benci penyakitnya bukan orangnya, dan kita benci kemaksiatnnya bukan pelaku maksiatnya."