Perubahan besar di dunia sering lahir dari tangan anak muda, mereka yang berani bermimpi, bergerak, dan berbuat untuk sesuatu yang lebih besar dari dirinya demi sesama.
Mereka turun ke jalan yang penuh lara
ribuan suara amarah muda menggema di antara gedung dan bumbungan asap,
membawa mimpi tentang negeri yang lebih adil,
tentang langit yang tak lagi ditutup oleh kekuasaan.
Reformasi, 1998.
Tahun keberanian menembus gas air mata,
ketakutan ditaklukan oleh tekad,
dan pemuda menjadi nyala yang menuntun bangsa keluar dari gelap.
dua puluh tujuh tahun telah sirna,
api itu masih membara
menyala di tempat berbeda,
di lapangan, di panggung, di ruang kolaborasi bernama Canisius College Cup XL
Tak lagi ada wujud teriakan di jalan,
tapi ada sorak di tribun dan kerja keras di balik layar.
Anak muda kini berjuang lewat sportivitas dan solidaritas,
melalui tawa, peluh, dan tekad untuk memberi lebih.
Di sinilah jiwa-jiwa muda ditempa
hidup dengan semangat magis
untuk selalu berbuat lebih baik dan
selalu menjadi terang di tengah sesama.
Dari Jalanan Reformasi ke Lapangan Kompetisi
Anak muda kini berjuang melalui karya, prestasi, dan kebersamaan. Salah satu wujudnya adalah Canisius College Cup XL, ajang besar yang menyatukan ribuan pelajar SMP dan SMA dari berbagai sekolah dalam semangat kompetisi olahraga maupun nonolahraga yang sehat oleh Kolese Kanisius Jakarta.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 20-27 September 2025 ini, dihadiri lebih dari 200 sekolah dengan hampir 1650 personil keluarga besar Kolese Kanisius bekerja siang malam demi memastikan setiap pertandingan berjalan lancar. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda masa kini masih bergairah untuk menciptakan perubahan positif.
CC CUP bukan tentang menang atau kalah, tetapi perihal cara kaum muda belajar menjadi manusia yang berkarakter tangguh, rendah hati, dan peduli.
Tahun ini, CC CUP XL mengusung gagasan bahwa sesuatu yang indah tidaklah sempurna yang menjadikan semangat untuk selalu berusaha lebih baik, memberi lebih banyak, dan menjadi lebih berarti bagi sesama. Tema ini dipetik dari peradaban Mesir kuno yang memegang teguh pada konsep keindahan terletak pada usaha menuju kesempurnaan bukan pada hasil yang sempurna. Berbagai corak Mesir memenuhi setiap sudut Kolese Kanisius. Setiap panitia, pemain, dan penonton berperan dalam menciptakan suasana persaudaraan yang kompetitif sekaligus sportif.