Mohon tunggu...
Matthew Patrick Tjoeng
Matthew Patrick Tjoeng Mohon Tunggu... Pelajar

Saya adalah seorang pelajar yang suka berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pelajaran Berharga dari Lapangan untuk Masa Depan di CC Cup XL 2025

5 Oktober 2025   17:47 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:22 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CC Cup XL 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Energi Muda yang Terarah

Sejarah dunia mencatat peran anak muda sebagai motor perubahan yang tak pernah padam. Di Indonesia, jejak itu menonjol sejak Reformasi 1998 hingga demonstrasi besar pada Agustus 2025 yang mengguncang kesadaran publik. Energi besar seperti itu tidak boleh dibiarkan bergema tanpa arah karena potensi yang tidak tertata mudah terbuang sia-sia. Ruang-ruang kreatif seperti Canisius College Cup (CC Cup) hadir sebagai kanal yang menertibkan semangat muda agar mengalir produktif, membentuk karakter, dan memberi dampak nyata.

Energi muda yang terarah melahirkan perubahan. Sementara itu, energi muda yang tidak terarah hanya melahirkan kebisingan.

Anak muda bergerak bukan sekadar sebagai slogan puitis, melainkan kenyataan yang berdenyut dalam sejarah bangsa. Idealisme yang segar dan keberanian menantang status quo menjadikan generasi ini kekuatan moral ketika kebijakan menjauh dari nurani rakyat. Mereka bukan hanya pewaris pasif, melainkan penggerak yang berani menukar kenyamanan dengan cita-cita lebih besar. Dari sana, lahir tuntutan akan Indonesia yang lebih adil, demokratis, dan berdaulat atas nasibnya sendiri.

Kekuatan perubahan membutuhkan fondasi karakter agar tidak runtuh di tengah badai. Integritas, tanggung jawab, dan visi jangka panjang harus menjadi penyangga semangat yang berkobar. Di titik inilah pendidikan karakter menemukan relevansi karena aksi konstruktif lahir dari nilai yang tertanam. Kolese Kanisius menawarkan CC Cup sebagai laboratorium nilai, tempat generasi muda dilatih untuk bersuara dengan karya, dan memimpin melalui pelayanan, serta berani melampaui dirinya dari waktu ke waktu.

Riuh yang Menempa

Perlombaan Tari Modern CC Cup XL 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Perlombaan Tari Modern CC Cup XL 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis)

Kegiatan CC Cup XL 2025 telah bergulir dan atmosfernya terasa sejak gerbang dibuka setiap pagi/siang. Lapangan, aula, dan koridor sekolah hidup oleh riuh sorak, langkah panitia, serta pengumuman yang bersahut-sahutan. Lebih dari 200 sekolah ikut serta dan sekitar 500 siswa bertugas di balik layar dalam peran yang beragam. Setiap hari tersaji rangkaian pertandingan, kerja kolektif, dan harapan yang tumbuh berkat proses rapi maupun penanganan sigap atas kejutan-kejutan kecil. 

Kompetisi menguji kemampuan, tetapi karakterlah yang menentukan ke mana energi muda diarahkan.

Tema A Beautiful Thing Is Never Perfect bukan sekadar hiasan spanduk, melainkan pedoman moral sepanjang gelaran. Keindahan dalam tema ini lahir dari proses yang jujur—salah langkah diperbaiki, jadwal yang berubah diselaraskan, dan koordinasi dipertajam lewat briefing bersama. Indahnya CC Cup tampak pada ketekunan semua pihak untuk memperbaiki diri hingga detik terakhir, bukan pada permukaan yang tampak serba mulus. Pesannya tegas dan mudah dirasakan bahwa ketidaksempurnaan bukan alasan untuk mundur, melainkan undangan supaya bisa bertumbuh setahap lagi.

Indah karena Proses, Tangguh karena Disiplin

Setiap laga memanggil disiplin dan daya tahan mental yang tidak lahir dalam semalam. Atlet menata ritme latihan, menjaga fokus ketika momentum berubah, dan memulihkan diri setelah kesalahan di tengah pertandingan. Kemenangan memanggil syukur dan kerendahan hati, sedangkan kekalahan menghadirkan sudut pandang baru untuk menyusun rencana perbaikan yang lebih cermat. Skor memang angka, tetapi sikap adalah makna yang bertahan lebih lama daripada piala.

Sportivitas hadir dalam isyarat sederhana yang berdampak panjang—jabatan tangan usai laga, tepukan untuk lawan yang gigih, dan ucapan selamat dengan tulus dari tribun. Sikap ini menetes ke kelas dan komunitas karena kebiasaan menghargai orang lain cenderung melekat dalam setiap ruang pergaulan. Peserta belajar bahwa hormat bukan kelembutan yang melemahkan daya saing, melainkan kekuatan untuk menjaga persaingan tetap sehat dan berkelas. Ketika sportivitas menjadi kebiasaan, kualitas interaksi naik dan konflik akan mereda sebelum meletup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun