Mohon tunggu...
Praise Mandolang
Praise Mandolang Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Sistem Filsafat Dalam Penerapan Pancasila

6 Oktober 2025   02:26 Diperbarui: 6 Oktober 2025   00:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Artikel ini membahas bagaimana sistem filsafat dapat diimplementasikan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Pertama, artikel menguraikan konsep sistem filsafat (termasuk aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi) dan bagaimana Pancasila berfungsi sebagai sistem filsafat bangsa. Selanjutnya, melalui analisis terhadap contoh berita terkini tentang ideologi Pancasila, artikel menyoroti kesalahan ejaan dalam pemberitaan sebagai cerminan kurangnya perhatian terhadap presisi bahasa dalam menyampaikan gagasan kenegaraan. Kemudian artikel menganalisis dampak dari kesalahan ejaan terhadap kredibilitas pesan dan bagaimana perbaikan bahasa menjadi bagian dari penerapan sistem filsafat yaitu penggunaan cara berpikir rasional dan koheren dalam menginternalisasi nilai Pancasila. Penutup artikel menekankan bahwa penerapan sistem filsafat dalam kehidupan sehari-hari dan komunikasi publik adalah aspek penting agar Pancasila tidak hanya sebagai simbol, melainkan sebagai pola pikir dan tindakan nyata.

Kata Kunci: sistem filsafat, Pancasila, ejaan, komunikasi publik, internalisasi nilai

Pendahuluan

Filsafat merupakan fondasi dari segala bentuk pemikiran rasional manusia dalam memahami hakikat kehidupan, pengetahuan, dan nilai. Ia tidak hanya berbicara mengenai teori atau gagasan abstrak, melainkan juga menjadi dasar dalam membangun sistem berpikir yang teratur, logis, dan menyeluruh. Melalui filsafat, manusia diajak untuk berpikir secara mendalam tentang makna keberadaan dirinya, hubungan dengan sesama, serta tanggung jawab moral terhadap lingkungan dan Tuhannya. Oleh karena itu, setiap bangsa yang besar sejatinya memiliki dasar filsafat yang menjadi sumber nilai dan pedoman dalam membentuk arah kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, dasar filsafat tersebut diwujudkan dalam bentuk Pancasila  lima prinsip fundamental yang menjadi sumber nilai, etika, dan arah kehidupan kebangsaan.

Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila tidak hanya dipahami secara normatif, tetapi juga perlu diletakkan dalam kerangka sistem filsafat. Hal ini penting karena setiap sila dalam Pancasila mengandung makna filosofis yang saling berkaitan, membentuk satu kesatuan yang utuh dan sistematis. Misalnya, sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi landasan ontologis yang menegaskan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan; sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" merupakan refleksi aksiologis dari pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusiaan; sementara sila-sila berikutnya hingga "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" menggambarkan realisasi konkret dari sistem filsafat tersebut dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa.

Namun, dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini, penerapan nilai-nilai Pancasila sering kali mengalami tantangan yang serius. Perubahan zaman, perkembangan teknologi, dan arus globalisasi membawa pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat. Nilai-nilai pragmatisme, individualisme, dan materialisme sering kali menggeser nilai-nilai luhur Pancasila yang bersifat humanis dan kolektif. Dalam konteks ini, penerapan sistem filsafat dalam Pancasila menjadi sangat penting untuk mengembalikan kesadaran kritis bangsa terhadap makna filosofis dasar negara, agar Pancasila tidak hanya dijadikan simbol formal, tetapi juga menjadi pedoman berpikir dan bertindak yang hidup dalam diri setiap warga negara.

Salah satu bentuk penerapan sistem filsafat dalam kehidupan berbangsa dapat dilihat melalui cara masyarakat memahami dan menyampaikan nilai-nilai Pancasila, baik dalam pendidikan, kebijakan publik, maupun komunikasi sosial. Bahasa, sebagai medium utama dalam menyampaikan gagasan, memegang peran yang sangat penting dalam hal ini. Penggunaan bahasa yang benar, baik dari segi ejaan maupun struktur kalimat, mencerminkan kemampuan berpikir rasional dan sistematis dua aspek utama dalam sistem filsafat. Dengan demikian, kesalahan berbahasa, termasuk dalam pemberitaan atau komunikasi publik, dapat mencerminkan kurangnya penerapan pola pikir filosofis yang menjadi ciri penerapan nilai-nilai Pancasila secara utuh.

Oleh sebab itu, artikel ini berupaya mengkaji implementasi sistem filsafat dalam penerapan Pancasila dengan menyoroti bagaimana nilai-nilai filosofis dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata, termasuk dalam aspek penggunaan bahasa dan komunikasi publik. Melalui analisis terhadap contoh berita yang memuat kesalahan ejaan, tulisan ini menunjukkan bahwa penerapan sistem filsafat tidak hanya berkaitan dengan ranah etika dan moral, tetapi juga dengan kemampuan berpikir logis dan berbahasa secara tepat. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa menerapkan Pancasila berarti juga mengimplementasikan cara berpikir filosofis dalam setiap tindakan, tutur kata, dan kebijakan yang diambil, demi terwujudnya kehidupan bangsa yang beradab, adil, dan berkeadilan sosial.

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode analisis isi terhadap teks berita dan kajian literatur yang relevan. Pendekatan ini dipilih karena mampu menggambarkan makna, nilai, serta konteks filosofis yang terkandung dalam teks secara mendalam. Data utama diperoleh dari berita daring berjudul "BNN Tegaskan Pancasila Landasan Kebijakan Aparatur Layani Masyarakat" yang diambil dari portal Antara News. Berita tersebut dipilih karena secara eksplisit mengangkat tema penerapan nilai-nilai Pancasila dalam praktik pemerintahan, sehingga relevan dengan tujuan penelitian ini. Selain itu, digunakan pula data sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, dan sumber akademik lain yang membahas sistem filsafat, filsafat Pancasila, serta prinsip-prinsip bahasa dan ejaan yang baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun