Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Karena Sulitnya Pengawasan, Banyak Sisa Kapal Kuno yang Tenggelam Telah Dimutilasi dan Hilang

Diperbarui: 20 Mei 2020   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelam dan sisa kapal kuno (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Sebagian besar negara kita terdiri atas lautan. Potensinya begitu luar biasa karena terletak di antara dua benua dan dua samudera. Sejak lama berbagai kebudayaan masuk ke Nusantara lewat jalur laut. Maklum, jalur perdagangan Nusantara amat strategis sehingga ramai dilewati kapal-kapal mancanegara.

Kapal-kapal besar melewati laut dalam, sementara kapal-kapal yang lebih kecil melewati laut dangkal. Mereka membawa komoditi perdagangan dari negara mereka atau dari negara yang disinggahi. Kemudian membawa barang dagangan dari Nusantara untuk dibawa kembali ke negara-negara yang disinggahi.

Dalam perjalanan, baik ke dan dari Nusantara, tentu ada hambatan yang mereka temui. Akibatnya kapal mereka tenggelam. Penyebab kapal tenggelam antara lain peperangan, menabrak karang, dihantam badai, dan kerusakan teknis macam kebocoran di bagian kapal. 

Sejak lama bangkai kapal-kapal tenggelam banyak terdapat di perairan Nusantara. Umumnya berupa kapal kargo. Hanya sedikit yang berupa kapal perang.

Adanya kapal tenggelam bisa diketahui dari catatan di negara asal.  Banyak kapal yang tidak kembali. Banyak kapal diketahui membawa harta karun. Ada yang diambili nelayan-nelayan lokal. 

Ada yang dijarahi sindikat internasional, macam eksplorasi ilegal kapal Der Geldermalsen dan Tek Sing, yang hasil lelangnya di mancanegara mencapai jutaan dollar.

Beberapa kegiatan arkeologi di dalam air (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Ngobrol asyik

Tentu saja kita harus belajar dari kejadian-kejadian di masa lalu. Untuk itulah Direktorat Pelindungan Kebudayaan membuat acara "Ngobrol Asyik Daring Upaya Pelindungan Cagar Budaya Bawah Air" pada Selasa, 19 Mei 2020. 

Maklum pandemi masih membatasi kegiatan interaktif. Jadi lewat Zoom cukuplah bermanfaat. Bahkan tanpa disangka, sekitar 190 orang berpartisipasi dalam kegiatan ini.  

Ada tiga narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Direktur Pelindungan Kebudayaan Pak Fitra Arda, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Pak Junus Satrio, dan Pemerhati Cagar Budaya Bawah Air Pak Stefanus. Acara dimoderatori oleh Pak Desse Yussubrasta.

Pak Fitra menilai cagar budaya harus memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Untuk itulah negara harus hadir. Kehadiran negara sudah tampak, misalnya dengan melakukan penelitian atau perawatan terhadap kapal-kapal kuno. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline