Oleh : Bima Sakti
Saat ini kita sedang dihadapkan dengan banyaknya isu Efisiensi, dimana kebijakan ini cukup menuai pro dan kontra dalam tubuh pemerintahan maupun masyarakat sekitar. Namun, perlu kita coba renungkan dan mengambil perspektif lain dalam menyikapi kebijakan ini. Efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan strategi jangka panjang yang vital dalam memajukan suatu negara. Kombinasi antara pengelolaan anggaran yang tepat dan penyediaan nutrisi bagi masyarakat khususnya anak-anak dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Efisiensi APBN bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran negara dialokasikan secara optimal, menghindari pemborosan, dan memprioritaskan sektor-sektor yang memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Langkah ini tidak hanya menjaga stabilitas fiskal, tetapi juga meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagai contoh, pemerintah Indonesia pada tahun 2025 berhasil melakukan penghematan anggaran sebesar Rp750 triliun melalui berbagai langkah efisiensi di kementerian dan lembaga negara. Dari jumlah tersebut, Rp24 triliun dialokasikan untuk mendukung program MBG, hal ini tentu menunjukkan komitmen pemerintah dalam memprioritaskan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan anggaran yang bijaksana. Governansi yang baik dalam pengelolaan APBN berlandaskan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi publik, serta efektivitas dan efisiensi. Berdasarkan teori Good Governance dari World Bank. Negara dengan tata kelola yang baik cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Menurut teori Public Choice dari Buchanan & Tullock (1962), kebijakan publik yang tepat harus mengutamakan kepentingan masyarakat dengan meminimalisasi pemborosan anggaran. Dalam konteks APBN, alokasi anggaran untuk program MBG dapat menjadi contoh implementasi kebijakan yang efisien dan berdampak luas bagi masyarakat.
Program MBG bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Tujuan utamanya adalah mengurangi angka stunting dan malnutrisi yang dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak. Investasi dalam nutrisi anak-anak tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Implementasi program serupa di berbagai negara telah menunjukkan hasil yang positif. Di Ethiopia, kebijakan makan gratis di sekolah berhasil menekan angka stunting dan meningkatkan partisipasi sekolah. Sementara itu, di Ghana, program makan gratis terbukti meningkatkan pertumbuhan fisik anak-anak, terutama dalam hal tinggi badan. Norwegia menerapkan program ini sebagai hak universal, memastikan semua siswa mendapatkan makanan bergizi tanpa memandang status ekonomi, yang efektif menghilangkan stigma sosial bagi penerima bantuan.
Dari perspektif ekonomi, investasi dalam program MBG dapat memberikan efek multiplier yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut teori Endogenous Growth dari Paul Romer (1986), pertumbuhan ekonomi jangka panjang sangat bergantung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya program MBG, produktivitas generasi mendatang akan meningkat, sehingga memperkuat daya saing tenaga kerja nasional. Ada beberapa hal yang perlu kita cerna perihal kebijakan ini dari beberapa perspektif.
Pertama, Peningkatan permintaan sektor pertanian dan pangan. Program ini dapat menciptakan permintaan stabil terhadap bahan makanan, yang mendorong produksi pertanian dan industri pengolahan makanan. Kedua, Penurunan beban Kesehatan. Dengan berkurangnya angka malnutrisi, pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan dapat ditekan, sehingga anggaran dapat dialihkan ke sektor produktif lainnya. Ketiga, Meningkatkan produktivitas tenaga kerja masa depan. Anak-anak yang mendapatkan gizi yang baik sejak dini akan tumbuh menjadi tenaga kerja yang lebih sehat, produktif, dan inovatif.
Mengintegrasikan efisiensi APBN dengan pelaksanaan program MBG merupakan langkah strategis bagi Indonesia. Dengan mengalokasikan dana hasil penghematan anggaran untuk program nutrisi, pemerintah dapat memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan permintaan terhadap produk pertanian lokal, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha di sektor pangan.
Namun, implementasi program ini memerlukan perencanaan yang matang, termasuk mekanisme distribusi yang efisien, pengawasan kualitas makanan, dan edukasi gizi kepada masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini.
Efisiensi APBN dan program Makan Bergizi Gratis adalah dua komponen kunci dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan. Dengan mengelola anggaran secara bijaksana dan berinvestasi dalam nutrisi generasi muda, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih sejahtera dan produktif. Governansi yang baik dan kebijakan berbasis pertumbuhan ekonomi yang inklusif akan memastikan keberhasilan program ini dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Referensi: