Mohon tunggu...
Ramlan Effendi
Ramlan Effendi Mohon Tunggu... Guru yang belajar menulis

berbagi dan mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Satu Tamparan di Cimarga Seribu Cermin Untuk Kita

14 Oktober 2025   17:34 Diperbarui: 14 Oktober 2025   17:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang Membuat Laporan (Sumberhttps://ideogram.ai/g/9f6gQIZrRnGGwZNPwpCOCg/3?

"Eh, kau dengar kabar itu, Bro?" kata Pak Man, sambil nyeruput kopi sachet di warung depan sekolah.

"Apa tuh?" sahut Bu Rini, guru BK yang baru turun dari motor listriknya.
"Itu lho... kepala sekolah di Cimarga, dituduh menampar murid gara-gara ketahuan merokok. Orang tuanya langsung lapor polisi!"

Bu Rini menatap kosong. "Lha... zaman sekarang menampar murid bisa lebih bahaya daripada murid menampar aturan."

Semua di warung tertawa. Kopi mengepul, mendidih, tapi suasana cair.

Lucunya negeri ini, setiap kali ada kepala sekolah menegur dengan keras, kita bilang: "Itu kekerasan!" Tapi kalau ada murid merokok, bolos, ngebully temannya, kita bilang: "Namanya juga anak-anak."

Padahal dulu, waktu kita sekolah, kalau ngerokok di WC sekolah, yang menampar bukan cuma guru, tapi juga nasib. Pulang-pulang ditampar bapak, besoknya ditampar pelajaran matematika, dan akhirnya sadar bahwa hidup memang butuh rasa sakit supaya paham arah. Sekarang?

Begitu anak ditampar, dunia seakan berhenti. Orang tua menjerit di media sosial, polisi turun tangan, dan sekolah diminta ramah anak.

Tapi saya sering mikir, apa benar sekolah itu harus ramah anak, atau kita yang harus mendidik anak agar ramah pada sekolah?

Kisah di SMAN 1 Cimarga itu, menurut saya, bukan sekadar tentang tamparan. Tapi tentang benturan dua zaman: zaman ketegasan berbasis hati melawan zaman emosi berbasis viral.

Bu Dini Fitria, kepala sekolahnya, mengakui menampar, satu kali, karena emosi sesaat. Tapi lihatlah, satu tamparan itu bisa lebih viral dari seribu program literasi. Media ramai, masyarakat terbelah antara "tim guru" dan "tim orang tua". Padahal, dua-duanya mungkin cuma sama-sama ingin anaknya jadi orang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun