Sunat atau sirkumsisi pria adalah prosedur pembedahan minor untuk mengangkat kulup (kulit yang menutupi ujung penis). Praktik ini telah dilakukan selama ribuan tahun, namun kini semakin diakui manfaatnya oleh komunitas medis global.
Manfaat Medis Utama:
Mengurangi Risiko Penyakit Seksual: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sirkumsisi pria sukarela (Voluntary Medical Male Circumcision---VMMC) dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV pada pria heteroseksual di wilayah dengan tingkat infeksi tinggi.
Mencegah Infeksi: Sunat membantu mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK) dan penyakit menular seksual lainnya, karena menghilangkan kulit yang rentan menampung bakteri.
Meningkatkan Kebersihan: Prosedur ini memudahkan pembersihan dan meningkatkan kebersihan alat kelamin.
Persentase Pria yang Sunat secara Global
Berapa persen pria di dunia yang disunat? Rata-rata global berada di angka 38,7%. Namun, ketika kita melihat peta per negara, angkanya melompat dari nyaris nol hingga mendekati sempurna.
Di mana posisi Indonesia?
Data statistik global dari tahun 2016 (dirilis oleh Visual Capitalist) menunjukkan bahwa Indonesia (IDN) mencatatkan tingkat sunat pria yang sangat tinggi, yakni 92,5%. Angka ini menempatkan Indonesia dalam Top 10 Global untuk tingkat sirkumsisi pria tertinggi di dunia, bersanding dengan negara-negara yang didominasi oleh Islam dan praktik budaya kuat.
Mari kita bedah data global ini, melihat kelompok negara yang mendominasi, dan alasan di baliknya.