Lihat ke Halaman Asli

Mudzakkir Abidin

Seorang guru yang suka menulis

Israel vs Iran : Menguntungkan atau Merugikan Negara Teluk?

Diperbarui: 20 Juni 2025   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara pribadi, saya tidak berpihak pada salah satu pihak dalam konflik Israel--Iran. Namun, memahami konflik ini secara ilmiah menuntut kita untuk melihat peta kekuatan di balik layar, khususnya peran Amerika Serikat sebagai aktor utama dalam arsitektur keamanan Timur Tengah.

Amerika Serikat: Kekuatan di Timur Tengah

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat telah menempatkan Timur Tengah sebagai kawasan strategis karena dua alasan utama: cadangan energi dunia dan lokasinya yang rawan konflik. Untuk menjaga pengaruhnya, Washington membangun aliansi erat dengan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, UEA, Qatar, dan Bahrain. Keamanan mereka dijamin melalui penempatan pangkalan militer AS, latihan bersama, dan suplai senjata canggih.

Israel, dalam konteks ini, bukanlah mitra utama negara-negara Teluk, melainkan salah satu alat strategis AS dalam menjaga keseimbangan kekuatan kawasan. Kemitraan utama Teluk tetap berada pada hubungan langsung dengan Amerika Serikat, bukan dengan Israel secara formal (setidaknya sebelum normalisasi seperti Abraham Accords). Bahkan, beberapa negara Teluk secara historis tetap menjaga jarak dari Israel demi stabilitas domestik dan solidaritas Arab terhadap Palestina.

Iran: Ambisi Regional dan Kekuatan Ideologis

Di sisi lain, Iran menghadirkan ancaman ganda bagi negara-negara Teluk: militer dan ideologi. Melalui jaringan milisi Syiah dan proksi bersenjata di Irak, Suriah, Lebanon (Hizbullah), dan Yaman (Houthi), Iran berupaya memperluas pengaruh regionalnya, tak sekadar demi geopolitik, tetapi juga untuk menyebarkan doktrin Revolusi Islam 1979 yang berbasis Syiah.

Bagi negara-negara Teluk yang mayoritas Sunni, ini adalah ancaman langsung terhadap legitimasi politik dan kohesi sosial internal mereka. Mereka menilai ekspansi Iran bukan sekadar strategi luar negeri, tetapi agenda perubahan rezim di kawasan.

Jika Israel Hancur, Siapa yang Paling Rugi?

Dalam skenario hipotetik jika Israel mengalami kekalahan strategis besar atau bahkan keruntuhan, negara-negara Barat tidak akan terkena dampak langsung secara geografis. Namun, negara-negara Teluklah yang paling terancam, karena mereka akan kehilangan satu "penyeimbang militer" terhadap Iran di kawasan.

Namun perlu dicatat: meskipun Israel berguna secara taktis, pilar utama pertahanan negara-negara Teluk tetaplah kehadiran Amerika Serikat. Tanpa AS, banyak kerajaan di Teluk tidak memiliki kapasitas militer yang memadai untuk menghadapi Iran secara langsung.

Mengapa Arab Saudi Bingung Menentukan Musuh?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline