Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Israel vs Iran : Menguntungkan atau Merugikan Negara Teluk?

20 Juni 2025   16:22 Diperbarui: 20 Juni 2025   16:22 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Arab Saudi kini berada dalam dilema geopolitik. Di satu sisi, mereka menganggap Iran sebagai musuh ideologis yang berupaya menggoyang stabilitas kawasan. Di sisi lain, menjalin hubungan terbuka dengan Israel berisiko menimbulkan resistensi domestik dan mengganggu citra mereka sebagai penjaga dua tanah suci.

Namun, lebih dari itu, yang membuat posisi Arab Saudi rapuh adalah ketergantungan mereka terhadap proteksi militer AS. Jika AS suatu saat mengurangi kehadiran militernya maka ancaman dari Iran akan terasa sangat nyata.

Negara Teluk Dukung Siapa?

Namun ketika kita bertanya kepada negara negara Teluk "dukungan kepada siapa?", maka jawaban realistisnya bukan terletak pada Israel atau Iran, melainkan pada sistem keamanan yang dirancang Amerika Serikat. Negara-negara Teluk tidak mendukung Israel secara ideologis, tetapi mereka tetap bergantung pada strategi pertahanan AS untuk menahan ancaman Iran.

Israel hanyalah pion penting dalam skema ini, terlihat tajam di permukaan, tapi tak pernah bergerak tanpa restu dari Washington. Sebaliknya, Amerika Serikat adalah dalang geopolitik kawasan yang keberadaannya menentukan arah konflik, posisi mitra Teluk, dan bahkan nasib rezim-rezim di kawasan.

 

Teluk Pragmatis?

Karena itu, wajar jika negara-negara Teluk tidak pernah secara terbuka membantu Palestina melawan Israel. Fokus utama mereka adalah menjaga stabilitas internal dan menghadang ekspansi Iran, bukan konfrontasi langsung dengan Israel yang justru dapat mengganggu hubungan strategis mereka dengan Amerika Serikat.

Isu bahwa Pangeran Mohammed bin Salman pernah "membayar" dukungan Donald Trump demi perlindungan terhadap ancaman Iran pun bukan sekadar rumor. Itu mencerminkan realitas diplomasi transaksional antara Riyadh dan Washington, di mana keamanan dibeli demi kelangsungan kekuasaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun