Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Addin Rizaldi

Saya seorang penulis

Hidroponik dan Tanaman Obat : Pemberdayaan Warga Mandirancan untuk Mewujudkan Desa Sehat dan Mandiri Pangan

Diperbarui: 6 Oktober 2025   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kegiatan workshop Pengenalam Sistem Hidoponik NFT dan Irigasi Tetes pada tanggal 23 Juli 2025 (Sumber : Data Primer)

Desa Mandirancan adalah salah satu desa yang aktif menggerakkan perubahan lewat program pemberdayaan masyarakat. Desa Mandirancan terletak di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Antara 1 Juli dan 23 September 2025, tim dosen Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) bersama mahasiswa menjalankan program kemitraan masyarakat yang mengintegrasikan budidaya sayuran hidroponik dengan tanaman obat. Program ini adalah bagian dari hibah yang diberikan oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan direncanakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan warga desa dengan pendekatan ramah lingkungan yang bisa meningkatkan ketahanan pangan, kesehatan keluarga, dan menciptakan peluang usaha baru.  Dengan serangkaian kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan, program ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata menuju desa yang sehat dan mandiri pangan.

Dengan pimpinan apt. Nahrul Hasan, M.Si., program ini melibatkan tim dosen dari Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan Teknologi Pertanian serta mahasiswa UNSOED. Program ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Mandirancan. Semangat masyarakat sangat terlihat, terutama dengan keaktifan anggota PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Pada 15 Juli 2025, kegiatan dimulai dengan memasang dua unit instalasi hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT) dan lima rak sistem irigasi tetes di kawasan green house Desa Mandirancan. Dengan galon bekas sebagai wadah tanam, instalasi ini menghadirkan sebuah inovasi sederhana namun sangat berarti.  Tidak hanya ramah lingkungan, memanfaatkan galon bekas ini juga merupakan contoh yang jelas dari penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Kemudian, pada 23 Juli 2025, dilakukan sosialisasi tentang pangan sehat, pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA), serta pengenalan teknologi hidroponik dan sistem irigasi tetes. Kegiatan ini dilengkapi dengan workshop langsung supaya warga bisa memahami cara kerja dan keuntungan dari teknologi pertanian modern tersebut.

Pada 30 Juli 2025, KWT dan perangkat desa mengikuti pelatihan teknis tentang penyemaian dan penanaman sayuran cepat panen, seperti selada, sawi, kangkung, bayam, seledri, kemangi, serta tanaman obat seperti sereh dan bidara. CV Doobu Sukses Bersama mendukung pelatihan ini dan telah memberikan bimbingan teknis hingga tahap pendampingan di lapangan.

Tim pengabdian melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pada 23 Agustus dan 23 September 2025 untuk meninjau pertumbuhan tanaman serta mendengarkan pengalaman dan kendala yang dihadapi masyarakat selama proses tersebut. Hasil evaluasi memperlihatkan bahwa warga telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai teknologi pertanian modern, sekaligus menyadari betapa pentingnya ketahanan pangan rumah tangga.

Ibu Wati, selaku ketua KWT Desa Mandirancan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk semua anggotanya.

"Awalnya, kami hanya mengetahui metode tanam konvensional dan belum pernah mencoba hidroponik. Kini kita bisa belajar secara langsung dan menyadari bahwa galon bekas pun bisa digunakan sebagai media tanam.  "Selain menambah ilmu, kami senang karena kegiatan ini memberi harapan untuk bisa diterapkan di rumah masing-masing," ujarnya.

Akan tetapi, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti pertumbuhan bibit yang belum merata akibat perbedaan perawatan antaranggota. Agar hasilnya lebih optimal, tim pengabdian juga merencanakan pelatihan lanjutan dan pendampingan yang lebih intensif.

Kegiatan selanjutnya akan melanjutkan dengan pelatihan pengolahan hasil panen, pengemasan modern, dan pemasaran digital. Diharapkan, warga Mandirancan tidak hanya bisa menanam, tetapi juga mengolah dan memasarkan produk mereka agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline