Deskripsi buku :
Judul buku : The Traveling Cat Chronicles
Penulis : Arikawa Hiro
Penerjemah : Laticia Helmi
Penerbit : Haru
Terbit : Cetakan ke 27, 27 Agustus 2025
Ulasan :Â
Gaya dalam kacamata sastra adalah cara khas seorang pengarang dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide, emosi, dan pandangan hidupnya yang mencakup pilihan diksi, struktur kalimat, teknik penceritaan, serta penggunaan sudut pandang. Sementara itu, estetika sastra berkaitan dengan aspek keindahan dalam karya, baik dari segi bahasa, struktur naratif, maupun makna yang dihasilkan dari pengalaman membaca. Estetika tidak hanya berhubungan dengan keindahan bentuk, tetapi juga dengan kedalaman nilai yang terkandung di dalamnya. Â Kisah di novel ini bermula sejak Satoru menyelematkan kucing liar yang terluka. Kemudian dia memberikan nama Nana. Kucing ini mengingatkan dia akan kucing pertamanya bernama Hatchi, yang sudah meninggal setelah diadopsi saudara jauhnya saat dia masih SMP. Singkat cerita, Nana dipelihara oleh Satoru. Setelah lima tahun tinggal bersama Satoru, mereka melakukan perjalanan panjang mengunjungi teman-teman SD, SMP, SMA, juga teman kuliahnya Satoru untuk mencari adopter, atau yang mau mengadopsi Nana. Satoru selalu berusaha sekeras mungkin untuk pencari pemilik baru untuk Nana, tapi kucing ini tahu kalau Satoru selalu merasa lega setiap kali membawa Nana pulang setelah gagal diadopsi. Kucing pintar ini seperti sudah punya firasat, bahwa apa pun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan pemiliknya yang begitu menyayangi Nana. Mereka melakukan perjalanan darat dengan kendaraan wagon perak dari Tokyo hingga ke Hokkaido. Nana adalah kucing yang sangat beruntung, bisa merasakan traveling bersama Satoru.
Gaya Bahasa dan Teknik Penceritaan.
Penulis menggunakan gaya penceritaan yang mengedepankan kesederhanaan dan ketenangan. Sudut pandang yang digunakan penulis ada dua yaitu sudut pandang aku sebagai manusia (Satoru) dan aku sebagao kucing (Nana) sehingga hal ini menjadikan bentuk inovasi gaya yang menciptakan keseimbangan antara logika manusia dan sensitivitas emosional hewan.Â