Lihat ke Halaman Asli

Rafli Baskoro Pujiharjono

Mahasiswa Universitas Jember

Dinamika Ekonomi Perkotaan sebagai Tinjauan Umum

Diperbarui: 11 September 2025   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ekonomi perkotaan adalah bidang studi yang muncul sekitar tahun 1950-an untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi kota, seperti perumahan yang tidak layak, kemiskinan, kemacetan, kejahatan, dan polusi. Ilmu yang diajarkan dalam program studi PWK -- Fakultas Teknik UNEJ, mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip ekonomi diterapkan pada masalah dan pembangunan kota, dengan fokus pada sektor lahan, informal, industri, perdagangan, dan jasa. Inti dari ekonomi perkotaan terletak pada analisis penggunaan lahan (land use) dan faktor-faktor spasial. 

Kota adalah sebuah wadah atau tempat untuk berbagai kegiatan, termasuk permukiman, kesempatan kerja, bisnis, kegiatan ekonomi, pemerintahan, dan sosial. Kemajuan atau kemunduran suatu kota sangat dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi dan kebijakan wilayah yang bersangkutan. Pembangunan kota dipengaruhi oleh banyak elemen, seperti keadaan alam, geografis, iklim, budaya, sosial, politik, ekonomi, dan keuangan. Agar pembangunan perkotaan berjalan sesuai sasaran, dibutuhkan perencanaan yang matang dan realistis.  

Menurut Reksohadiprodjo (1985), tiga faktor utama berkontribusi pada munculnya sebuah kota: scale of economies, comparative advantages, dan amenities. 

  • Scale of economies mengacu pada kota-kota yang memproduksi barang-barang dan jasa kebutuhan sehari-hari. 
  • Comparative advantages terjadi ketika suatu tempat dapat memproduksi barang dan jasa dengan lebih murah, sehingga menarik tenaga kerja ke daerah tersebut. 
  • Amenities adalah fitur-fitur yang menarik calon penduduk, seperti fasilitas publik yang bersih, infrastruktur yang baik, tempat rekreasi yang banyak, dan pemerintahan yang aman. 

Pendekatan dan Cakupan Ekonomi Perkotaan

Ekonomi perkotaan dapat dikaji melalui tiga pendekatan analisis utama: 

  • Pendekatan Ekonomi Lokasi
  • Menganggap kota sebagai bagian dari ruang ekonomi nasional dan menggunakan teori lokasi untuk melihat hubungan sebab-akibat antara kota dan negara. 
  • Pendekatan Kota Negara
  • Memperlakukan kota sebagai negara yang melakukan perdagangan dengan negara lain, menjaga keseimbangan ekspor dan impor, dan banyak menggunakan teori makroekonomi. 
  • Pendekatan Keseimbangan Sebagian
  • Mengasumsikan kota sebagai satuan ekonomi yang sangat terbuka tanpa hambatan perbatasan, dengan variabel-variabel di luar kota dianggap konstan. 

Cakupan ekonomi perkotaan meliputi studi mikro dan makro. Mikroekonomi digunakan untuk mengkaji interaksi antara rumah tangga dan perusahaan serta dampaknya pada pilihan lokasi. Misalnya, nilai sewa lahan dan kompensasi yang harus dibayarkan industri untuk eksternalitas negatif seperti polusi. Makroekonomi digunakan untuk mengukur variabel agregat kota seperti tingkat pendapatan kota (PDRB), pendapatan per kapita, dan pertumbuhan kota. Baik studi mikro maupun makro digunakan sebagai landasan teoritis dalam ekonomi perkotaan. 

Masalah-Masalah Utama Perkotaan

Arus migrasi yang tinggi dapat menimbulkan berbagai permasalahan perkotaan, termasuk kepadatan penduduk yang berujung pada munculnya permukiman padat dan tidak sehat, serta memicu meningkatnya tingkat kriminalitas, terutama jika para migran adalah pencari kerja dengan keterampilan terbatas (unskilled). Selain itu, kota menghadapi tantangan besar terkait: 

  • Kemiskinan

Salah satu masalah kota yang paling mengkhawatirkan. Batasan kemiskinan disebut garis kemiskinan, dan berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Di Indonesia, garis kemiskinan resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah jumlah uang yang dibutuhkan individu untuk memenuhi kebutuhan makan setara 2100 kalori per hari dan kebutuhan dasar non-makanan lainnya. Garis kemiskinan di kota lebih tinggi dari di desa karena harga-harga di kota lebih tinggi. Kemiskinan di kota disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja dan rendahnya tingkat upah, terutama karena perlambatan pertumbuhan ekonomi agregat. 

  • Perumahan

Masalah yang sangat krusial di perkotaan. Tingginya jumlah penduduk berdampak langsung pada tingginya permintaan perumahan. Pendapatan yang relatif rendah dan biaya perumahan yang tinggi menjadi kendala untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Ini memicu munculnya rumah-rumah liar dengan bangunan tidak permanen yang sering kali tidak memiliki akses ke air bersih atau tempat pembuangan sampah, menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan tidak teratur. 

  • Kemacetan 

Muncul karena tingginya rasio jumlah kendaraan terhadap panjang jalan. Setiap kemacetan, baik rumah tangga maupun perusahaan, menderita kerugian waktu. Kerugian waktu ini adalah bentuk eksternalitas negatif, di mana biaya sosial yang ditanggung lebih tinggi daripada biaya perorangan. Tingkat kemacetan juga memengaruhi biaya transportasi dan pilihan lokasi tempat tinggal dan tempat kerja. 

  • Kriminalitas
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline