Mohon tunggu...
Ahmad Sahal
Ahmad Sahal Mohon Tunggu... -

Mencoba berkreasi di arena maya, mengungkapkan, mencurahkan, dan mengeluarkan semua isi otak agar tak tercecer, meninggalkan bekas.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Al-Quran, Bahasa, dan Sastra Arab

8 Februari 2011   23:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 2647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Maka berkatalah Umar :

"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah.

Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram.

Masuk islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin.

Ibnu Mas'ud berkata :

"Kami dahulu tidak ada yang berani shalat di depan Ka'bah sebelum Umar masuk Islam"


Dari mereka semua yang mendapat hidayah dari Al Quran, adapula kaum musyrikin yang ingin menentang kebenaran Al Quran, bahkan mereka membuat tandingan ayat Al Quran yang sebenarnya hanyalah ucapan kosong belaka, sebagaimana yang dilakukan Musailamah bin Kadzab dalam ucapannya yang ingin menyamai ayat Al Quran:

والمبذرات زرعا، والحاصدات حصدا، والذاريات قمحا، والطاحنات طحنا، والخابزات خبزا، والثاردات ثردا، والاقمات لقما"

Ucapan diatas bermaksud ingin menyamai ayat pertama dalam surat Adz-Dzariyat, akan tetapi karena dengan sangat jelas sekali makna dari ucapan tersebut, ucapan itu pun gugur, bahkan menjadi senjata olok-olokan bagi kaumnya sendiri.

Dalam kitab An Naba' Al 'Adzim karya Prof. Dr. Muhammad Abdullah Darraz, beliau berpendapat dengan sangat luar biasa tentang penta'birannya mengenai makna-makna al Quran, dimana jikalau orang menyandarkan pendapatnya dengan pendapat beliau, maka orang akan selamat dari penta'wilan al Quran yang menyimpang dan tidak jelas. Sebagaimana dijelaskan pula dalam kitabnya, bahwa pada zaman sekarang banyak orang yang memaknai ayat al Quran hanya dengan membaca potongan ayatnya saja, tidak menyeluruh, sekedar untuk dalil yang ia perlukan saja yang sebenarnya dapat melemahkan dalil itu sendiri, bahkan menafsirkan ayat tersebut dengan pendapatnya sendiri, tanpa bantuan kitab-kitab tafsir ataupun hadits yang berhubungan dengan ayat tersebut. Seperti dicontohkan dalam surat Al Furqon: 72:

وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun