Mohon tunggu...
Ahmad Sahal
Ahmad Sahal Mohon Tunggu... -

Mencoba berkreasi di arena maya, mengungkapkan, mencurahkan, dan mengeluarkan semua isi otak agar tak tercecer, meninggalkan bekas.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Al-Quran, Bahasa, dan Sastra Arab

8 Februari 2011   23:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 2647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

"Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS. Al-Israa: 88)

Bahkan, ketika kaum musyirikin tetap bersikeras dengan tentangannya meragukan kebenaran ayat Al Quran, Allah menurunkan firman-Nya:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (QS. Al-Baqarah: 23)

Sejak masa kenabian Rasul pada tahun pertama, mujizat yang diturunkan kepada Nabi ini telah memberikan banyak pengaruh keislaman kepada para sahabatnya sehingga tak sedikit dari kalangan sahabat yang telah masuk islam yang disebabkan karena Al Quran. Diantara sahabat Rasul yang masuk islam karena Al Quran adalah 'Utbah bin Rabi'ah, dimana ia diutus kaum musyrikin untuk menghadap Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk menawarkan beberapa tawaran yang menurut mereka dapat menghentikan dakwah beliau. Utbah yang dikenal dengan panggilan Abu Walid, menyampaikan tawaran tersebut kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam; yaitu, jika Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam menginginkan harta yang banyak maka mereka akan memberikan kepadanya sehingga Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjadi orang yang paling kaya raya di antara mereka, dan jika Rasulullah menginginkan kekuasaan, maka mereka akan menjadikan beliau penguasa di antara mereka, namun dengan syarat beliau menghentikan dakwahnya. Setelah mendengar tawaran yang disampaikan Abul Walid hingga tuntas, Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam membaca ayat pertama hingga ayat kelima surat Fushilat:


حم تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لا يَسْمَعُونَ وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ

"Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang . Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui . Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya); maka mereka tidak mau mendengarkan . Mereka berkata : Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya...." (QS. Fushshilat: 1-5)

Akhirnya Abul Walid kembali menemui kaumnya dengan membawa kegagalan, bahkan justru dia terkagum-kagum dengan ayat-ayat yang telah dibaca Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam, sehingga kaumnya menuduh Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah menyihirnya.

Adapun mereka belum mempercayai tentang kemuliaan Al Quran dan kemujizatannya, akan tetapi mereka yang mendengarkannya, Allah membersihkan hatinya yang kotor sehingga jiwa mereka pun terbuka, hati mereka pun bergetaran dimana kehalusan ayat yang dibacakannya, sebagaimana yang terjadi dengan Umar bin Khattab RA. Beliau terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya (sebelum masuk Islam) kaum muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara ajaran nenek moyangnya, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.

Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an Nahham al 'Adawi seraya bertanya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun