"Oke, guys! Kita harus mengalirkan arus listrik dari sumber A ke B, tapi melewati resistansi tertentu," jelas Rian. "Lino, pakai sihir petir. Vika, pakai perisai sihirmu untuk membelokkan arus. Aku akan jadi 'ground' untuk menyalurkan kelebihan energi."
Satu per satu teka-teki berhasil mereka pecahkan. Serangan mereka terkoordinasi sempurna, menggabungkan strategi gim dan ilmu fisika. Akhirnya, Raja Golem pun tumbang, pecah menjadi ribuan keping cahaya. Layar menampilkan tulisan: MISSION COMPLETE!
Rian menatap layar dengan senyum lebar, bukan karena kemenangan itu sendiri, melainkan karena kesadaran yang baru ia temukan. Ia menyadari, pengetahuan yang ia anggap tak berguna di sekolah ternyata bisa menjadi alat paling ampuh dalam pertempuran.
Pagi harinya, saat ulangan fisika, Rian merasa tegang. Namun, begitu ia melihat soal pertama, senyum kembali merekah. Soal itu tentang rangkaian listrik, persis seperti yang ia hadapi di gim semalam. Dengan yakin, ia mulai menuliskan jawabannya, mencoret-coret rumus dengan lancar.
Sejak saat itu, Rian tidak lagi menganggap belajar sebagai beban. Ia melihatnya sebagai sebuah kode untuk membuka level-level baru dalam hidupnya. Ia sadar, dunia digital dan dunia nyata bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari koin yang sama, di mana pengetahuan adalah kunci untuk menaklukkan setiap tantangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI