Mohon tunggu...
Amira
Amira Mohon Tunggu... -

Aku menulis, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Keluarga Yeti di Pegunungan Himalaya

7 November 2015   15:03 Diperbarui: 7 November 2015   15:03 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Yeti"][/caption]

Amira, No. 46

"Ayah, aku bosan nih hidup di gua terus seumur hidup. Alam ini kan sangat luas, kita tidak tahu di mana tepinya. Kalau kita turun dari gunung ini, ada apa di sana?" Untuk kesekian kalinya, Het-het gadis yeti*) di pegunungan Himalaya itu mengeluh.

"Het-het, ayah kan sudah berulang kali bilang..."

"Ya, ya, ya," potong Het-het, "di luar sangat berbahaya, di dalam gua ini adalah satu-satunya tempat yang aman. Dan nenek moyang kita dan keturunannya bisa bertahan hidup hanyalah dengan cara ini, suatu cara yang telah terbukti berhasil."

"Dan satu hal yang terpenting adalah sampai saat ini manusia berkesimpulan bahwa tidak ada yeti di pegunungan Himalaya. Berbahaya sekali kalau sampai manusia tahu dan memburu kita. Manusia adalah makhluk yang paling cerdik dan memiliki peralatan dan senjata yang canggih."

[caption caption="Himalaya Mountains"]

[/caption]
Tapi pagi itu Het-het melanggar aturan. Diam-diam ia menyelinap keluar gua. Ia merasa senang sekali berada di alam bebas, sekaligus bingung menghadapi kemungkinan yang tak terbatas.

Tiba-tiba ia mendengar teriakan manusia yang tidak ia mengerti. Itu adalah teriakan seseorang yang minta tolong karena terancam oleh seekor beruang coklat.

Het-het ingat pesan ayahnya bahwa aturan nomor satu adalah manusia tidak boleh tahu bahwa yeti benar ada di pegunungan Himalaya.

Namun, Het-het tetap ingin menyelamatkan manusia itu dengan mengusir beruang coklat. Ia berpura-pura menjadi seekor beruang, ia menghampiri mereka dengan berlari menggunakan keempat kakinya dengan gerakan dan gaya seperti beruang. Ia menabok beruang coklat itu sehingga perhatiannya terpecah. Tempat itu bukanlah teritori beruang coklat yang nyasar, jadi tanpa semangat berkelahi, beruang coklat itu memilih kabur. Secara bersamaan, Het-het pun lari pulang dengan gaya berlari persis seekor beruang.

Het-het diam-diam menyelinap ke dalam gua. Sebetulnya, ayah dan ibunya tahu kalau Het-het sempat keluar, tapi mereka pura-pura tidak tahu karena sesungguhnya mereka pun pernah melakukan hal yang sama ketika masih remaja dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun