Rabu, 19 Februari 2025 menjadi momentum penting bagi ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banyumas Raya. Mereka turun ke jalan dalam aksi demonstrasi bertajuk #IndonesiaGelap. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, tetapi bentuk kekecewaan mendalam terhadap 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Mahasiswa menilai berbagai kebijakan yang diambil tidak menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil, bahkan semakin memperburuk kondisi sosial dan ekonomi.
Siapa yang Terlibat?
Gerakan ini digerakkan oleh aliansi mahasiswa dari berbagai kampus di Banyumas Raya, didukung oleh aktivis serta elemen masyarakat yang merasa dirugikan oleh kebijakan pemerintah. Para akademisi, buruh, dan masyarakat sipil turut hadir dalam barisan perjuangan ini, menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya tentang mahasiswa, tetapi tentang seluruh rakyat yang menginginkan perubahan.
Di Mana Aksi Berlangsung?
Demonstrasi ini berpusat di depan Kantor DPRD Purwokerto, tempat mahasiswa menyampaikan tuntutan mereka kepada wakil rakyat. Namun, aksi ini bukanlah peristiwa lokal semata. Di berbagai daerah lain seperti Palangka Raya dan Solo, mahasiswa juga menggelar demonstrasi serupa, membuktikan bahwa isu yang mereka angkat adalah keresahan nasional.
Kapan Aksi Ini Terjadi?
Sejak pagi hari, mahasiswa mulai berkumpul di berbagai titik di Purwokerto sebelum akhirnya bergerak menuju kantor DPRD. Orasi, teatrikal, dan aksi simbolis seperti membawa lilin sebagai simbol "gelapnya" kondisi Indonesia saat ini menjadi bagian dari demonstrasi yang berlangsung sepanjang hari.
Mengapa Aksi Ini Dilakukan?
Kebijakan yang diambil dalam 100 hari pertama pemerintahan dinilai tidak mengakomodasi kebutuhan rakyat. Beberapa kebijakan kontroversial yang menjadi pemicu aksi ini antara lain:
1. Minimnya Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah -- Banyak kebijakan yang dianggap tidak transparan, terutama terkait alokasi anggaran dan pengelolaan sumber daya alam.
2. Lonjakan Harga dan Penghapusan Subsidi -- Kenaikan harga bahan pokok dan pencabutan subsidi LPG 3 kg semakin membebani masyarakat kecil.
3. Pelemahan Demokrasi dan Kebebasan Berpendapat -- Mahasiswa menolak represifitas aparat dan kriminalisasi terhadap aktivis yang mengkritik kebijakan pemerintah.
4. Krisis Pendidikan dan Kesehatan -- Biaya pendidikan semakin mahal dan akses layanan kesehatan yang masih jauh dari kata layak.
5. Eksploitasi Sumber Daya Alam -- Kebijakan yang lebih menguntungkan investor asing dibanding kesejahteraan rakyat.
Bagaimana Dampak dari Aksi Ini?
Aksi #IndonesiaGelap menjadi simbol perlawanan mahasiswa terhadap ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan menggema di berbagai daerah, gerakan ini mengirimkan pesan tegas bahwa rakyat tidak akan diam menghadapi kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka.
Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk menanggapi tuntutan ini. Jika tidak, mahasiswa berjanji akan terus mengawal kebijakan negara dan melakukan aksi yang lebih besar jika diperlukan.
Gerakan ini bukan hanya sekadar unjuk rasa, tetapi bentuk katarsis sosial yang menandai kebangkitan kesadaran politik di kalangan generasi muda. Demokrasi tidak hanya sebatas pemilu, tetapi tentang suara rakyat yang terus bersuara dan mengawal jalannya pemerintahan agar tetap sesuai dengan amanat reformasi.