Dalam perjalanan panjang sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pegadaian (Persero) telah menjadi pilar utama dalam ekosistem keuangan Indonesia. Didirikan pada tahun 1901 sebagai Nederlandsche Handelsmaatschappij, Pegadaian kini telah bertransformasi menjadi lembaga keuangan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan slogan ikonik "Pegadaian MengEMASkan Indonesia", perusahaan ini tidak hanya menyediakan layanan gadai dan pembiayaan, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap pembangunan negeri. Slogan tersebut mencerminkan komitmen Pegadaian untuk "mengemas" atau membuat Indonesia lebih berkilau melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta generasi muda.
Artikel ini akan mengupas bagaimana Pegadaian MengEMASkan Indonesia melalui berbagai inisiatifnya, mulai dari dukungan ekonomi nasional hingga pemberdayaan sosial dan lingkungan. Di tengah tantangan ekonomi global pascapandemi dan transisi menuju Indonesia Emas 2045, bisa diamati bahwa kontribusi Pegadaian semakin relevan untuk membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa.
Pegadaian MengEMASkan Indonesia dengan mengubah persepsi emas dari sekadar perhiasan menjadi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan. Melalui program Tabungan Emas dan Cicilan Emas, jutaan nasabah termasuk pelaku UMKM dapat membeli emas secara bertahap mulai dari Rp 5.000. Hal ini mendorong inklusi keuangan, di mana lebih dari 70% nasabah Pegadaian berasal dari segmen unbanked atau underbanked.
Pada semester I 2025, Pegadaian mencetak laba Rp 3,58 triliun dengan pertumbuhan aset 29,3% year-on-year (YoY). Hal ini semakin menegaskan perannya sebagai agen pembangunan yang dinamis. Mau tahu bagaimana lagi sepak terjang Pegadaian MengEMASkan Indonesia? Bisa disimak melalui rangkaian paragraf berikut ini.
Dukungan Ekonomi: Memperkuat Fondasi UMKM dan Pertumbuhan Nasional
Salah satu kontribusi terbesar Pegadaian adalah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mikro yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sebagai bank emas pertama di Indonesia, Pegadaian menyediakan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat bawah, terutama UMKM yang sering kesulitan mendapatkan modal dari bank konvensional. Pada 2025, Pegadaian berhasil meraup dana segar sebanyak Rp 8,14 triliun melalui penerbitan obligasi dan sukuk yang oversubscribed. Dana ini dialokasikan untuk memperluas pembiayaan UMKM dan sektor riil. Langkah ini tidak hanya memperkuat neraca perusahaan, tetapi juga mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5-6% seperti yang diharapkan pemerintah.
Di semester I 2025, pertumbuhan pinjaman yang mencapai 25% YoY, langsung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan multiplier effect pada PDB (Produk Domestik Bruto) nasional. Contohnya, di sektor perdagangan dan jasa, pembiayaan Pegadaian telah membantu ribuan pedagang kecil bertahan dan berkembang, sejalan dengan agenda pemerintah untuk pemulihan ekonomi berkelanjutan.
Lebih lanjut, divisi Pegadaian Syariah memainkan peran krusial dalam mendorong UMKM berbasis syariah. Dengan prinsip mudharabah dan murabahah, layanan ini telah menjangkau lebih dari 10 juta nasabah syariah sepanjang periode 2024-2025. Tentu saja hal ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Penghargaan internasional seperti The Asset Triple A Islamic Finance Awards 2025 yang diraih Pegadaian semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin keuangan syariah di Asia Tenggara. Kontribusi ini tidak hanya dirasakan pada bidang finansial, tetapi juga pada bidang sosial, karena membantu mengurangi kemiskinan dan ketimpangan regional, khususnya di daerah pedesaan dan terpencil.