Mohon tunggu...
Amelia Tiffani Ramadhanti
Amelia Tiffani Ramadhanti Mohon Tunggu... Penulis Amatir yang Ingin Berkarya JANGAN LUPA FOLLOW AKU

Perempuan yang selalu berusaha imut dalam segala situasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebenaran Berduka

12 Juni 2017   20:28 Diperbarui: 16 Juli 2019   15:50 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaman sekarang kepentingan selalu di jadikan nomor satu

Mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan golongan

Demi kepentingan semuanya saling menikam

Tikam menikan demi sebuah kepentingan

 

Para kacung legitimasi instansi dimana-mana 

Siap menghantarkan sebungkus perintah kotor

Dari majikan yang lapar keambisiusan 

Tak peduli berapapun sepeser dibuang 

 

Para Tuan yang hidup serba tidak tenang

Tidak tenang ketika kebenaran terungkap 

Tidak tenang dengan menyusun strategi 

Apapun caranya ia tebas demi tertutup nya kebenaran 

 

Sesama saudara saling membunuh

Merasa lupa ia pernah menolong di kala susah

Menolak lupa ia pernah mengemis minta ditolong

Sekarang seperti musuh di dalam selimut

 

Kepentingan! Hanya terdiri dari 11 huruf

Tapi berisi ribuan kebusukan yang diagungkan 

Para Tuan rela merangkak-rangkak dengan sebilah pisaunya 

Para kacung siap membungkam-bungkam dengan berpeser karat

 

Apa jadinya mudharat ini terus berjalan?

Memupuk bahkan menjadi tradisi di tanah ini

Turun-temurun layaknya sebuah kebudayaan 

Mana generasi yang dibina budi pekerti nya?

 

Aku turut berduka pada kebenaran di tanahku 

Entah dengan cara apa aku memperingati 

Cukup dengan lampion dan seribu lilin

Atau gelanggang jamaah bertahlil 

 

 

Cirebon, 12 Juni 2017

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun