Setelah tanah tergali, kolom pondasi di isi dengan batu gunung atau batu kali, sama seperti setelah sila pertama diaplikasi tentunya dalam bentuk realisasi yang bertanggungjawab, barulah kemudian kolom pondasi negari ini di isi dengan sila kedua yaitu memperlakukan setiap warga zamrud khatulistiwa secara adil dan beradab.Â
Pembuatan pondasi dilanjutkan dengan memasang sloof besi sebagai penahan beban sebuah bangunan, persatuan indonesia yang tak lain adalah sila ketiga nyatanya memang merupakan sloof besi pondasi ibu pertiwi.Â
Sloof besi ini harus dijaga dari air hujan yang mampu menyebabkan besi berkarat agar mampu menahan beban bangunan diatasnya dalam jangka waktu yang lama, untuk itulah musyawarah serta pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak yang merupakan inti dari sila ke empat dihadirkan agar mampu menahan beban kebhinekaan dan mengantisipasi perpecahan tak terjadi selama-lamanya.Â
Pondasi yang seperti ini akan menghasilkan bangunan yang menenangkan untuk dihuni oleh banyak manusia persis seperti jika ke empat sila di atas sunguh-sungguh di implementasi oleh pemerintah negeri ini, menghasilkan sila kelima yaitu Indonesia menjadi rumah yang menyenangkan untuk dihuni karena memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat di nusantara. Â Â
Sementara, kita tak bisa menolak pergantian dari masa lalu ke masa kini, yang berarti pergantian pula dari generasi lalu ke generasi kini. Katanya, pergantian generasi lalu ke generasi kini disinyalir menyebabkan Demokrasi Pancasila mengalami turbulensi.Â
Katanya lagi, generasi zaman dulu akrab layaknya saudara, berbeda dengan generasi kini yang egois dan tak punya etika. Lihat saja sosial media yang ada, tak dinyana banyak julukan, umpatan, makian, dan sindiran yang dituliskan memperkuat opini katanya.
Padahal, setiap generasi memiliki tantangannya tersendiri dan ini bukan hanya sekedar guyon. Pengenalan teori generasi pertama kali dikemukakan oleh William Strauss dan Neil Howe dalam bukunya yang berjudul Generations. Kemudian mereka mengembangkan teori lebih lanjut untuk menjaring dan mengelompokan generasi menjadi 4 era penting yang ditulis dalam buku berjudul The Fourth Turning.
 Strauss dan Howe mengelompokan masing-masing generasi dengan patokan tiap dua puluh tahun berseling. Kemudian di era modern sekarang ini, teori tentang generasi diperbarui oleh Pew Research Center yang berkantor pusat di Washington D.C, Pew Research Center merupakan sebuah lembaga yang berfokus mengkaji generasi heterogen ditinjau dari perilaku yang divergen.Â
Pada tanggal 1 Maret 2018, Pew Research Center secara resmi menetapkan generasi Y atau generasi milenial adalah generasi yang kelahirannya dimulai pada tahun 1981 dan kelahiran tahun 1996 merupakan kelahiran final.Â
Generasi sebelum generasi Y adalah generasi X yang lahir direntang tahun 1980-1965 dan generasi setelah generasi Y atau generasi milenial adalah generasi Z yang lahir di atas tahun 1996.
Berdasarkan pembagian generasi diatas, bisa dikatakan bahwa generasi milenial adalah generasi yang pada tahun 2019 ini berusia 23 sampai 38 tahun. Secara umum, Generasi ini adalah generasi dengan usia produktif yang diharapkan mampu mengambil peran optimal bahkan maksimal dalam menetralisir gejolak suasana yang kontradiktif.Â