Mohon tunggu...
Aulia Haritsatu Rohman
Aulia Haritsatu Rohman Mohon Tunggu... Pelajar

Suka mumet, makanya suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telehealth

7 Mei 2025   15:43 Diperbarui: 7 Mei 2025   15:43 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. Kualitas Perawatan yang Seimbang atau Lebih Baik

Telehealth memungkinkan penyedia layanan untuk memberikan perawatan dengan kualitas yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan konsultasi tatap muka. Pemantauan pasien jarak jauh dan intervensi dini membantu meningkatkan hasil kesehatan pasien.

5. Pengurangan Waktu Perjalanan

Pasien tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis, sehingga waktu yang biasanya dihabiskan untuk perjalanan dapat digunakan untuk hal lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan jadwal padat atau kondisi fisik yang membatasi mobilitas.

6. Peningkatan Kepuasan Pasien

Dengan akses yang lebih mudah ke perawatan medis, kenyamanan dalam konsultasi, dan pengurangan stres akibat perjalanan atau waktu tunggu, telehealth dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan yang mereka terima.

Hambatan Penggunaan Telehealth

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh telehealth meliputi keterbatasan dalam melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, kemungkinan adanya masalah teknis, risiko pelanggaran keamanan, serta hambatan regulasi. Kritikus telehealth mengungkapkan kekhawatiran bahwa penggunaan layanan ini dapat memengaruhi kesinambungan perawatan. Mereka berpendapat bahwa interaksi secara daring cenderung tidak personal dan dapat berbahaya, karena penyedia layanan virtual tidak memiliki akses ke riwayat kesehatan lengkap dan hasil pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Meskipun pertemuan tatap muka sangat penting dalam situasi tertentu yang memerlukan auskultasi atau palpasi, telehealth seharusnya dipandang sebagai pelengkap yang paling efektif jika digunakan untuk mendukung kunjungan langsung.

Telehealth juga menghadapi berbagai rintangan hukum dan regulasi, termasuk perbedaan signifikan dalam aturan, regulasi, dan pedoman praktik. Variabilitas ini dapat menyebabkan kebingungan bagi penyedia layanan yang terlibat dalam praktik telehealth. Oleh karena itu, penyedia layanan kesehatan perlu mempertimbangkan strategi manajemen risiko dan memahami potensi risiko serta implikasi hukum yang terkait dengan telehealth. Hal ini penting untuk memastikan praktik terbaik dalam merawat pasien dan menghindari masalah terkait izin atau litigasi. Aturan dan regulasi mengenai telehealth bervariasi antar negara bagian dan terus berkembang, menciptakan ketidakjelasan mengenai standar dan pedoman di antara organisasi serta kelompok layanan kesehatan. Percepatan adopsi telehealth, terutama selama pandemi COVID-19, bersamaan dengan adanya peraturan dan pedoman yang beragam, meningkatkan potensi tanggung jawab dan masalah hukum. Penyedia layanan harus menyadari serta mematuhi persyaratan hukum baik di tingkat negara bagian maupun federal sambil menerapkan pedoman praktik terbaik untuk menjamin keselamatan pasien.

1. Kurangnya Lisensi Telehealth Multinegara

Praktisi telehealth sering memberikan layanan medis lintas batas wilayah, berbagi keahlian dengan pasien dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Namun, kurangnya lisensi yang berlaku di banyak negara bagian menjadi hambatan utama. Penyedia layanan harus mendapatkan lisensi di setiap negara bagian tempat mereka berpraktik, yang melibatkan biaya dan persyaratan pendidikan tambahan. Untuk mengatasi masalah ini, Federasi Dewan Medis Negara Bagian membuat Interstate Medical Licensure Compact, sebuah perjanjian yang mempermudah dokter dan asisten dokter untuk memindahkan lisensi mereka antarnegara bagian. Meski begitu, perjanjian ini tidak berlaku untuk perawat profesional (NP), karena mereka dilisensikan oleh dewan keperawatan negara bagian, bukan dewan kedokteran. Perawat menghadapi lebih banyak hambatan karena aturan dan kewenangan praktik mereka berbedabeda di setiap negara bagian. Selama pandemi COVID-19, beberapa persyaratan sementara telah berubah di area tertentu. Oleh karena itu, perawat profesional perlu berkonsultasi dengan dewan keperawatan negara bagian mereka untuk mendapatkan informasi terbaru tentang praktik telehealth.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun