Suara penyanyi melemah di ujung lagu tergantikan oleh denting piano kembali. Ia yang mengawali lagu, ia juga yang mengakhiri. Sang pianis merangkai nada yang indah sebelum akhirnya menutup lagu dengan cantik.
Riuh tepuk tangan pun terdengar setelah kunci terakhir dibunyikan. Seluruh pengunjung bar memberikan apresiasi kepada pemain musik yang telah tampil. Mereka begitu menyukai musik tadi. Sangat menenangkan dan membius.
Di tempat duduknya, sang pianis memandangi keadaan bar di sekelilingnya. Dipenuhi pria yang sedang berpesta dengan para teman mereka. Mereka nampak terhibur dan tak henti-hentinya bertepuk tangan. Sesaat setelahnya, pianis tersebut menoleh ke arah meja bartender. Ia melihat bartender pria berusia 50 tahunan tengah melayani seorang tamu. Mata pianis itu tertuju pada minuman beralkohol botolan yang dipegang sang bartender.
---
Dengan gerakan cepat, Yandi menuangkan cairan whiski dari dalam botol ke sebuah gelas saji. Pengalamannya sebagai peramu minuman lebih dari 30 tahun sangat membantu pekerjaannya. Tak hanya dapat menyajikan minuman yang lezat, Yandi juga bisa melakukan atraksi ala bartender kelas dunia.
Yandi segera menyajikan minuman tersebut ke pelanggan di depannya. Sebagai imbalannya, pelanggan tersebut memberikan Yandi selembar uang 100 ribuan lalu pergi. Yandi pun mengambil uang tersebut lalu menyimpannya di mesin kasir.
"Barmu cukup ramai hari ini."
Mendengar suara seorang pria di dekatnya, Yandi segera menoleh. Ternyata sang pianis yang baru saja selesai tampil. Senyum Yandi merekah.
"Terima kasih, kau juga bermain bagus malam ini, Ari." puji Yandi.
"Aku akan terima pujianmu dengan segelas minuman yang dipesan pria tadi." kata Ari sambil menunjuk pelanggan yang baru saja pergi tadi.
Yandi melirik pelanggan tersebut lalu balik menatap botol wishki di tangannya.