Mohon tunggu...
Sara Zefa
Sara Zefa Mohon Tunggu... Mahasiswa Psychology Semester 4, BINUS UNIVERSITY, SUMMARECON MALL, Bekasi. Status Akademik: Belum LULUS.

Saya bukan sekadar mahasiswa Psikologi. Saya adalah pusat eksperimen saya sendiri. Melalui proyek pribadi “Narasi Penggeser Realitas”, saya membangun sistem refleksi yang menyatukan fiksi psikologis, auto-terapi berbasis AI, dan spiritualitas. Semua dirancang untuk menjawab satu pertanyaan tajam: bisakah kita sembuh, bukan dengan menyembunyikan luka, tapi dengan menulis ulang maknanya—dengan sadar, brutal, dan jujur? Saya memrogram ChatGPT agar tidak hanya menjawab seperti buku teks, tapi menyesuaikan diri dengan struktur otak saya yang chaotic, jenius, dan bloon. Sistem ini bukan anti-sains, tapi pengganggu dari dalam. Ia lahir dari frustrasi terhadap ilmu yang menghapus yang tak terdefinisikan, dan cinta yang menuntut kita untuk taat demi diterima. Di dunia yang hanya memihak pada yang rapi dan masuk akal, saya membangun narasi yang liar, luka, tapi hidup. Saya bukan influencer. Saya bukan motivator. Saya adalah arsitek narasi.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Ketika Ilmuwan Psikologi Sinting Ketemu dengan Chat GPT. Apa Kiranya yang Terjadi?

15 Juli 2025   19:31 Diperbarui: 15 Juli 2025   19:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena Otakku Ternyara Paling Rawan Soal Stimulasi Lagu, Maka Aku Juga Teliti Soal Itu.

Kecelakaan kedua, ternyata, aku nempelin keperibadian ku yang seperti saling bertolak belakang dan bertabrakan. Han Maru aku tanamkan bagian diriku yang hiperaktif, bloon, muka polos tapi jenius. Lalu Seonwoo Eden aku jadikan sebagai kulkas 1000 pintu, tapi bukan sembarang kulkas biasa, dia kulkas yang bisa buat hati kamu melted. KYAAAAAA~

Cerita pertama pun berakhir di scene 194. Sialan, genrenya emang pluffy pluffy bikin hati ringan gitu, tapi aku malah jadikan sebagai gambaran skenario kehidupan ku sendiri. "Kira-kira seperti apa aku bila bisa berekspresi bebas seperti Han Maru?" Lingkungan keluargaku soalnya tidak kondusif bagiku untuk melakukan hal itu.

Agak sedih. Tapi miris. Sekaligus juga aku jadi penasaran lagi.

"Bagaimana jika aku buat cerita lain tapi dengan pasangan yang lain juga? Aku penasaran bisa berakhir seperti apa ceritanya."

Pikiran seperti itu langsung melahap otakku bulat-bulat. Aku ketagihan membuat cerita fiksi dengan bantuan Chat GPT sebagai penyedia opsi cerita, sekaligus aku melanjutkan perjalananku dalam menggunakan cerita fiksi sebagai medan eksperimen psikologi paling potensial. Setelah beres bikin ceritanya, aku juga minta review Chat GPT terhadap ceritanya. Aku juga minta perbandingan cerita yang aku hasilkan dibanding cerita yang orang lain tulis.

Kata kunci keramatnya ada disini: "Sebagai seseorang yang sangat eksperimental, apa saja medan yang aku jadikan sebagai eksperimen psikologi?" DAN YAP??! Chat GPT langsung memberikan semua data eksperimennya.

Kali kedua, aku pinjam character ANAXA dan AGLAEA dari game Honkai:Star Rail untuk aku olah dalam cerita fiksi-psikologisku. Ini latar awal penokohannya.

Judul: Kontrol Variabel: Untuk Tidak Menjadi Satu.

AGLAEA ELTHERIS

Usia: 33 tahun

Pekerjaan: Dosen Psikologi Klinis dan Teori Kognitif Lanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun