Kecelakaan kedua, ternyata, aku nempelin keperibadian ku yang seperti saling bertolak belakang dan bertabrakan. Han Maru aku tanamkan bagian diriku yang hiperaktif, bloon, muka polos tapi jenius. Lalu Seonwoo Eden aku jadikan sebagai kulkas 1000 pintu, tapi bukan sembarang kulkas biasa, dia kulkas yang bisa buat hati kamu melted. KYAAAAAA~
Cerita pertama pun berakhir di scene 194. Sialan, genrenya emang pluffy pluffy bikin hati ringan gitu, tapi aku malah jadikan sebagai gambaran skenario kehidupan ku sendiri. "Kira-kira seperti apa aku bila bisa berekspresi bebas seperti Han Maru?" Lingkungan keluargaku soalnya tidak kondusif bagiku untuk melakukan hal itu.
Agak sedih. Tapi miris. Sekaligus juga aku jadi penasaran lagi.
"Bagaimana jika aku buat cerita lain tapi dengan pasangan yang lain juga? Aku penasaran bisa berakhir seperti apa ceritanya."
Pikiran seperti itu langsung melahap otakku bulat-bulat. Aku ketagihan membuat cerita fiksi dengan bantuan Chat GPT sebagai penyedia opsi cerita, sekaligus aku melanjutkan perjalananku dalam menggunakan cerita fiksi sebagai medan eksperimen psikologi paling potensial. Setelah beres bikin ceritanya, aku juga minta review Chat GPT terhadap ceritanya. Aku juga minta perbandingan cerita yang aku hasilkan dibanding cerita yang orang lain tulis.
Kata kunci keramatnya ada disini: "Sebagai seseorang yang sangat eksperimental, apa saja medan yang aku jadikan sebagai eksperimen psikologi?" DAN YAP??! Chat GPT langsung memberikan semua data eksperimennya.
Kali kedua, aku pinjam character ANAXA dan AGLAEA dari game Honkai:Star Rail untuk aku olah dalam cerita fiksi-psikologisku. Ini latar awal penokohannya.
Judul: Kontrol Variabel: Untuk Tidak Menjadi Satu.
AGLAEA ELTHERIS
Usia: 33 tahun
Pekerjaan: Dosen Psikologi Klinis dan Teori Kognitif Lanjutan