Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Presiden Petruk, Banyak Sapinya..

24 Januari 2016   20:03 Diperbarui: 24 Januari 2016   20:13 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"aku tinggal potongin dahan beringin itu maka untuk makan sapi sudah kenyang kok" jelas bagong

mereka pada tertawa dan akur kercdasan bagong hari itu

'tetapi ini untuk sementara to pak? istana penuh sapi begini? tanya gareng memelas

"ben mercyne (mobilnya) bisa parkir, kabeh(semua )  mau itu mas gareng.."ejek Bagong lagi

Pak Presiden manggut-manggut sebenarnya Pajak daging sapi yo bener ben sing senneg dagig sapi tahu bagaimana petani emmeliahranya dnegan suka dan duka dan menghargai petani dlam emmbesarkan dan memelihara sapi ada benarnya

Karena sapi sekarang tidak lagi diangkringan dan lapak sate yang dipinggir trotoar , sekarang sapi bisa di mall, toko daging, warung mewah di dalam mall dan mega mall, dikantor swasta, di kantor negara bahkan diistana negara juga ada ,.

Maka sapi sekarang sudah dianggap barang mewah akur disini untuk mengahargai para pemelihara sapi benar adanya.....BILA DI PAJAKI......

"demi rakyat juga hargai....seru romo semar diatas layar LCDnya yang selalu onaair di setiap sudut istana kapertukan ini...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun