Mohon tunggu...
Alma Amaliya Ulfa
Alma Amaliya Ulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nim: 46122010202 - S1 Psikologi - Fakultas Psikologi - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   21:48 Diperbarui: 17 Oktober 2025   10:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari, ketika keputusan pimpinan (Fortuna) yang mengecewakan karena menyerahkan sebuah kesempatan pada orang lain, padahal seorang pegawai sudah bekerja keras(Virtue) untuk mendapatkan kesempatan itu. Pada kasus ini sikap Stoik: Orang tersebut menerima keadaan (Fortuna) dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik (Virtue), yang membuatnya tenang, bermartabat, dan tidak kehilangan arah batin.

Dengan demikian, metode Askesis mengajarkan kita untuk membedakan antara Fortuna dan Virtue, sehingga kita dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang dapat kita kontrol (Virtue) dan menerima dengan senang hati hal-hal yang tidak dapat kita ubah karena takdir atau pilihan kita (Fortuna).

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

3. Kemampuan Membedakan antara Emosi dan Sensasi

  • Pengertian Sensasi

Tubuh menunjukkan sensasi sebagai reaksi awal terhadap rangsangan luar, seperti panas, dingin, sakit, lapar, takut, atau kaget. Sensasi ini alami, spontan, dan netral, dan muncul secara otomatis tanpa mempertimbangkan nilai moral.
Sebagai contoh, ketika Anda tiba-tiba mendengar suara keras, tubuh Anda bereaksi dengan kaget. Rasa kaget itu adalah sensasi.
Karena sensasi adalah bagian dari sistem biologis manusia, tidak dapat dihindari.

  • Pengertian Emosi

Emosi adalah reaksi psikologis terhadap sensasi yang dinilai secara mental. Dengan kata lain, emosi adalah persepsi pikiran terhadap sensasi. Contoh: Jika kita kaget oleh suara keras, kita mungkin marah karena mengira seseorang sengaja melempar sesuatu. Marahnya adalah emosi, bukan sensasi.

Memiliki kemampuan membedakan antara sensasi dan emosi memungkinkan seseorang untuk tidak bereaksi secara naluri terhadap setiap rangsangan, tetapi mampu mengidentifikasi perasaan yang muncul tanpa harus mengendalikannya. Dengan mengembangkan kesadaran ini, seseorang dapat mencapai ketenangan batin (ataraxia) dan kemampuan untuk mengendalikan diri melalui perhatian penuh yang rasional (prosoche). Melalui ini, kita menjadi lebih bijak dan positif dalam hidup kita, menghindari menjadi budak dari emosi yang berubah-ubah.

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

Sumber: Modul Prof Apollo
Sumber: Modul Prof Apollo

2. Epictetus (50--135 M) -- Filsuf Stoik Yunani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun