Dalam diskusi lanjutan, Yesus mengatakan bahwa kebenaran itu tercapai bila manusia mengikuti setiap firman yang diajarkan. Dan, Yesus memberikan suatu pernyataan bahwa firman yang Ia ajarkan itu sebenarnya yang Dia lihat dari Bapa-Nya. Persoalannya ialah orang-orang Yahudi tidak mempercayai Dia (Yesus). Mereka bahkan mempertanyakan legalitas pengajaran yang Ia sampaikan. Mereka justru mencurigai segala pengajaran Yesus, bahhkan mereka berusaha untuk membunuh Yesus.
Dari hasil katekese di atas Yesus berhasil mengarahkan kembali orang-orang Yahudi yang mengikuti-Nya untuk memahami konteks pengajaran-Nya. Ia mengarahkan para murid untuk memahami persoalan agama tentang hakikat kebenaran. Melalui diskusi rohani di atas sampailah pada suatu pengakuan dari orang-orang Yahudi bahwa sebagai anak-anak Abraham, mereka tidak dilaharikan dari zinah. Dengan kata lain, orang-orang Yahudi mengakui bahwa mereka adalah anak-anak benar yang lahir tidak dalam kuasa dosa atau dalam hamba dosa. Selain itu, orang-orang Yahudi tidak hanya sekadar mengakui Abraham sebagai asal usul mereka. Mereka lebih jauh mengakui bahwa Bapa mereka adalah Allah.
Dari hasil diskusi di atas sangat jelas bahwa Yesus berhasil memberikan pengajaran dengan baik. Esensi diskusi tidak sekedar menemukan siapa yang benar dan pandai mempengaruhi orang lain. Yesus melalui pengajaran yang Ia lakukan secara dialogis tersebut mampu sampai pada suatu penyadaran diri akan hakikat manusia yang sebenarnya. Dalam dialog itu pula terlihat Ia mampu mengarahkan orang-orang Yahudi untuk menggali kembali asal usul mereka sebagai anak-anak Abraham. Yesus pun tidak hanya berhenti pada pembicaraan tentang Abaraham sebaga bapa orang Yahudi. Ia mengantar diskusi itu dengan pernyataan bahwa orang-orang Yahudi hanya melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh bapa mereka, yakni Abraham. Akan tetapi, orang Yahudi justru mengatakan bahwa Bapa mereka adalah Allah. Di sini lah letak titik temunya. Bagian dari pengakuan ini sebenarnya adalah misi dari pengajaran Yesus.
Pengajaran Yesus apabila dilihat secara umum biasanya melalui dialog kemudian Ia mengantar lawan bicara tersebut sampai pada suatu keputusan. Melalui keputusan tersebut barulah Ia masuk dengan inti pokok pengajaran iman. Dari dialog di atas nampak jelas bahwa Ia ingin memperlihatkan siapa diri Dia sebenarnya kepada mereka, yaitu yang diutus Allah untuk menyelamatkan dan menebus manusia dari dosa. Penebusan dan penyelamatan itu memang berkat rahmat Allah tetapi Allah meminta partisipasi manusia untuk mengenali Dia melalui jalan pertobatan dan melakukan firman Allah.
Hanya dengan pertobatan, manusia dapat melakukan firman Allah dan mencapai kebenaran, yaitu Allah sendiri. Kebenaran disini dipahami sebagai suatu kondisi atau keadaan bersih dari dosa, setidaknya mengikuti perintah Tuhan. Hanya melalui jalan ini manusia dapat terhindar dari dosa dan tidak menjadi hamba atau budak dosa. Melalui kebenaran kita menjadi anak-anak Allah sesungguhnya yang diselamatkan oleh Yesus berkat kedatangan, sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Dengan mengenal Yesus kita mencapai kebenaran, dan kebenaran itu yang akan memerdekakan kita sebagai anak-anak Allah.