Mengapa Yesus Kristus harus mati untuk menebus dosa manusia?
Mengapa Allah harus menjadi manusia, mati dan bangkit kembali untuk menebus dosa manusia? Tidak sanggupkah Allah langsung menghapuskan dosa manusia? Apakah kasih Allah tidak cukup dalam untuk mengampuni dosa manusia? Beberapa pertanyaan serupa itu akan terjawab setelah Anda membaca artikel ini dari awal sampai akhir secara utuh.
Yang berdosa adalah manusia
Hal terpenting yang perlu disadari adalah bahwa yang berdosa adalah MANUSIA. Dimulai dari Adam dan Hawa di taman Eden, dan sejak saat itu dosa berkuasa atas kehidupan manusia, dosa menjalar kepada umat manusia keturunan Adam dan Hawa, sampai pada generasi kita di zaman ini dan anak-anak kita di zaman yang akan datang.
Kita dapat membaca di dalam Alkitab, ada tertulis dalam surat Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."
Berdosa berarti berhutang darah (nyawa)
Dalam kondisi yang berdosa, manusia tidak berkuasa melepaskan diri dari kuasa dosa tersebut. Ibarat pakaian putih yang tercelup total ke dalam tinta hitam. Sejarah panjang kehidupan umat manusia menunjukkan bukti kegagalan manusia dalam memperbaiki dirinya. Ya, tidak ada manusia yang sempurna. Dosa sudah mendarah daging dalam diri setiap pribadi manusia.
Di hadapan Allah, berdosa berarti berhutang darah atau nyawa. Dalam surat Ibrani 9:22 dituliskan "Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Bahkan, walaupun ada penumpahan darah, Sistem kurban dalam hukum Taurat tidaklah sempurna. Mengapa? Karena:
- Yang dikurbankan adalah darah binatang, padahal yang berdosa adalah manusia, tentu itu suatu kurban yang tidak sebanding.
- Harus dilakukan terus menerus, berulang-ulang... tidak cukup untuk menebus dosa manusia untuk selamanya.
Ada tertulis dalam Alkitab, tepatnya yaitu di surat Ibrani 10:4,8,11
"Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa."
Kita semua mengakui bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Namun, seringkali kita perlu juga mengakui bahwa kita LUPA bahwa Allah itu juga Maha Adil. Saat kita berdoa supaya Allah mengampuni dosa kita, kita perlu mengingat bahwa Allah yang Maha Adil pasti juga akan menghukum setiap manusia yang berdosa di neraka (kematian kekal). Sifat kasih dan adil dalam diri Allah yang Esa ini ibarat dua sisi berbeda dari satu koin uang yang sama. Renungkanlah!