Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (6) Bertemu Ratih

29 April 2024   06:28 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:46 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku, Rahmat, dan Ratih pulang setelah selesai dari toko buku. Barang yang dibeli hari ini cukup banyak, tak lepas dari perlengkapan sekolah dan kebutuhan sehari-hari.

Diperjalanan aku dan Ratih saling mengobrol, terkadang Rahmat ikut menimpali perbincangan tersebut. Ratih menanyakan banyak tentang diriku, dan aku mengungkapkan semuanya bahwa diriku ini adalah mantan asisten dokter yang dikeluarkan karena telah melakukan praktek yang membahayakan pasien.

Ratih semakin penasaran, mengenai hal berbahaya yang aku lakukan hingga dikeluarkan dari rumah sakit. Sebenarnya aku enggan untuk mengungkapakan kejadian yang sangat menyebalkan itu.

"Sebenarnya aku sebagai asisten dokter beradu pendapat dengan dokter dalam menangani pasien, penyakit yang pasien derita cukup bahaya dan harus ditangani dengan cepat untuk jalan operasi. Tetapi dokter berpendapat lain, bahwa pasien harus mengalami karantina atau perawatan khusus dahulu, sebab kondisi pasien sangat lemah untuk menjalani operasi. Pendapat dokter disetujui oleh para dokter yang lain." Jelasku.

"Lalu pemecatan itu?" tanya ragu oleh Ratih.

"Sebenarnya aku telah mengundurkan diri sebelum surat pemecatan dari rumah sakit. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa aku masih terlalu muda dalam menangani pasien. Aku memiliki inisiatif untuk menyuruh dokter bedah melakukan operasi kepada pasien itu, tetapi hal tersebut diketahui oleh dokter dan dengan semena-mena ia akan memberhentikanku dari jabatan asisten dokter. Dengan senang hati aku mengundurkan diri, percuma aku berkerja di rumah sakit tetapi pendapatku tidak diterima."


"Lalu kondisi pasien itu gimana." Tanya ia menggali lebih rinci permasalahan yang aku hadapi.

"Kabar yang aku dengar dari temanku di rumah sakit, bahwa pasien itu meninggal dunia oleh kanker yang ia derita." Jawabku.

"Kanker?" tanya Ratih terkejut.

"Iya, kanker pada paru-paru. Pasien itu meninggal saat menjalani perawatan intensif." Paparku.

"Iya Kak, itu sudah takdir Tuhan, bukan salah dokternya. Kakak kan pernah ngomong itu, saat kematian Ibu?" timpal Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun