Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (6) Bertemu Ratih

29 April 2024   06:28 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:46 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di pasar cukup ramai, kami berdua berdesak-desakan di pasar. Disana aku membeli beras, sayuran, buah-buahan, dan lauk pauk secukupnya. Akupun membelikan beberapa baju dan celana sehari-hari untuk Rahmat. Dia terlihat senang dengan kebaikanku.

"Mamet mau apa lagi? Nanti Kakak belikan." Tanyaku pada Rahmat.

"Aku ingin dibelikan Al-Quran sama terjemahannya, Kak. Boleh?" pinta Rahmat.

Aku terdiam sejenak. Lagi-lagi ia mengejutkan aku. Anak seumur dia ingin dibelikan Al-Quran, berbeda dengan anak lain yang biasanya ingin membeli mainan atau hiburan lain. Sungguh orang tuanya telah berhasil mendidik Rahmat.

"Ok, kita sekarang ke toko buku yang ada Al Quran ya." Ajakku.

Ia mengangguk senang dan bersemangat sekali.


Saat perjalanan menuju toko buku, terdengar di depan kami suara wanita yang meminta tolong, dan berteriak kata maling. Tampaknya ada pencuri.

Aku melihat pria berjaket hitam dan bertopi membawa tas berwarna biru berlari menuju arahku, aku menyadari pasti dialah yang wanita itu maksud.

Ketika lewat, aku segera menangkapnya dengan kedua tanganku, tetapi gagal. Alangkah lincahnya ia bagaikan pemain bola yang menghindar saat bola akan direbut. Ketika aku gagal menangkapnya, Rahmat berhasil menendang kaki pencuri itu dengan sliding tackle seperti dalam permainan bola.

Fantastis, pencuri itu terjatuh oleh Rahmat dan dengan cepat aku mengikat kedua tangan pencuri kebelakang oleh tanganku dan menindih tubuhnya, agar tidak mudah bergerak.

Sambutan tepuk tangan yang melihat kejadian ini membahana kepadaku dan Rahmat, layaknya hero yang menyelamatkan nyawa seseorang. Kami hanya tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun