Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (6) Bertemu Ratih

29 April 2024   06:28 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:46 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berpesan pada Rahmat, untuk mengambil buku yang ia suka. Ia mengangguk dan meninggalkan aku dan Ratih berdua.

Awalnya kami saling berdiam diri, tapi lama-lama Ratih yang memulai pembicaraan.

"Mas Arkan tadi bilang, kalau Rahmat itu adik angkat? Bagaimana ceritanya, Mas?" tanya Ratih.

"Kemarin sore, ibunya Rahmat meninggal dunia. Aku inisiatif untuk merawat Rahmat, walau kita baru kenal kemarin pagi." Jelasku.

"Ya tuhan, semoga Rahmat diberi ketabahan ya. Tapi aku lihat, Rahmat tidak terlihat sedih?" tanyanya

"Itulah karunia Tuhan pada Rahmat. Diumur delapan tahun, ia sanggup untuk terima kehilangan orang tuanya. Bahkan sekarang ia tak mempunyai satu orang pun kerabat kandungnya." Jawabku.

"Ujian dari Tuhan, terkadang menyakitkan." Keluh Ratih.

Aku hanya mengiyakan ucapan Ratih. Tiba-tiba seorang anak kecil telah berada di belakangku dan Ratih, kami terkejut melihat Rahmat dengan kepala yang menunduk.

"Kata guru pengajian, Allah akan menguji keimanan seseorang agar seseorang tersebut selalu mengingat Allah. Mamet yakin kalau Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk hidup Mamet, setelah ditinggal oleh Ibu. Mamet yakin." Lirih Rahmat.

Ketika Rahmat berkata tentang keyakinannya, ia menunduk dan menangis. Ia menangis sembari memeluk Al Quran pada genggamannya, Maha Suci Tuhan yang memberikan anak yang soleh seperti Rahmat.

Aku memeluk Rahmat untuk menenangkannya, ia terisak-isak berusaha menutupi tangisannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun